Pantauan BOGOR TOÂDAY, puluhan orang dari berbagai unsur, seperti kontraktor hingga organÂisasi masyarakat (ormas) memadati kantor tersebut. Mereka mengawal adanya verifikasi yang berlangsung hingga sore hari, keÂmarin. Walau sempat ricuh akhirnÂya kantor ULP kembali sepi sekitar pukul 17:00 WIB.
Ketua Forum Pengusaha Jasa Konstruksi Kota Bogor, Dedy SuÂmarna, membantah jika pihaknya melakukan intimidasi atau peÂmalakan proyek terhadap pegawai ULP. Ia mengklaim, hanya terjadi kesalahpahaman saja antara para kontraktor Kota Bogor. Saat ditanÂyakan jenis proyek dan jumlahnya Dedi, enggan menjawabnya. “HanÂya salah paham saja, jadi dimediasi dan diselesaikan,†kata dia.
Sementara itu, salah satu Staf ULP yang enggan namanya dikoranÂkan mengatakan, keramaian di kanÂtor ULP ini terkait dengan tujuh paket pengadaan yang akan dilelangÂkan. “Semuanya ada tujuh paket, terÂbagi kategori ada jasa konsultan, jasa kontruksi dan perbaikan jalan. RaÂmainya kantor ULP sedang ada veriÂfikasi, semuanya ada tiga kontraktor yang ikut serta,†ungkap sumber itu.

Lebih lanjut dirinya mengataÂkan, proses ini bisa disebut verifiÂkasi ulang sehingga nantinya ditenÂtukan pemenangnya siapa. “Dari tujuh paket itu, ada Pembangunan Damkar Sukasari yang nilainya cukup besar Rp 1,85 miliar. SemenÂtara itu pengadaan lainnya senilai berkisar dari Rp 200 juta hingga Rp 500 jutaan, seperti perbaikan jalan di daerah Kayumanis, Kelurahan Tanah Sareal,†ujarnya.
Ia juga menjelaskan, sebenarnya untuk masuk ke ULP tidak bisa banÂyak orang seperti ini. Tetapi agar adanya penyelesaian dan mediasi diperbolehkan, sehingga semuanya lancar dan tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. “Saya setuju untuk kedepan ULP lebih dijaga dengan unsur TNI atau Kepolisian agar tidak terjadi ricuh lagi. Tapi kali ini juga kami sudah berkoordinasi dengan Polres Bogor Kota, pada akhirnya situasi aman dan klarifikasi berjalan lancar,†tuntasnya.
RIZKY DEWANTARA/YUSKA APITYA
[email protected] (*)