JAKARTA, Today – PerÂmintaan Presiden Joko Widodo agar perbankan mau menurunkan bunga kredit agaknya bersambut. Para bankir kini masih menghitung kemungkinan menggunting bunga kredit.
Bank Tabungan Negara (BTN) semisal. Meski bank spesialis kredit properti itu mengaku siap memangkas bunga kredit demi ikut menÂdongkrak ekonomi nasional. “Di BTN, yang potensial untuk turun, bunga kredit pemilikan rumah non subsidi,†tandas Maryono, Direktur Utama BTN.
Hanya saja, penurunan bunga kredit, kata Maryono, juga akan diikuti dengan peÂnurunan bunga simpanan atau bunga dana. Dengan beÂgitu, perolehan laba perusaÂhaan tidak terganggu dengan pemangkasan bunga kredit. Cuma sayangnya, Maryono masih enggan menyebut besaÂran penurunan bunga kredit.
BTN saat ini sedang melakuÂkan hitung-hitungan. “Segera mungkin akan kami turunkan bunga kredit. Saat ini sedang dihitung,†imbuhnya.
Pada semester I 2015, BTN tercatat mampu menekan biÂaya dana dari level 7,28% menÂjadi 6,98%. Sementara suku bunga dasar kredit (SDBK) kredit pemilikan rumah BTN berdasarkan data Bank IndoÂnesia periode Agustus 2015 tercatat sebesar 11,50%.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga mendukung perÂmintaan pemerintah untuk memotong bunga kreditnya. Budi Satria, Sekretaris PerusaÂhaan BRI bilang, permintaan agar bank menurunkan bunga kredit pada prinsipnya meruÂpakan imbauan agar perbanÂkan nasional beroperasi lebih efisien.
Menurut Budi, BRI dari waktu ke waktu terus beruÂpaya untuk beroperasi secara lebih efisien. “Ini terlihat dari cost efficiency ratio BRI yang terjaga dengan baik,†ujarnÂya. Adapun soal rencana peÂnurunan bunga kredit, Budi bilang, BRI harus berhitung dulu besaran penurunan bunÂga kredit.
Roy A. Arfandy, Direktur Utama Bank Permata meÂnambahkan, penetapan suku bunga kredit tergantung pada banyak faktor. “Misalnya risiko kredit. Suku bunga diÂtentukan berdasarkan risiko kredit nasabah,†tandas Roy.
Pertimbangan lain yang juga harus diperhatikan bank adalah biaya dana atau cost of fund. Kata Roy, faktor ini tak boleh diabaikan. Jika bunga deposito tak turun, bank juga sulit pangkas bunga kredit.
Nah, agar penurunan bunÂga kredit bank tak sebatas wacana, Kepala Eksekutif PenÂgawas Perbankan OJK, Nelson Tampubolon berjanji bahwa OJK akan membuat kajian mendalam atas penurunan suku bunga kredit ini.
OJK juga akan melakuÂkan diskusi dengan bank-bank yang menjadi market leader dalam bunga kredit dan dana di perbankan naÂsional. OJK juga berjanji akan melakukan pendekaÂtan secara persuasi terkait permintaan Presiden Joko Widodo untuk menurunkan suku bunga kredit.
“Setelah jelas kajiannya, kami akan melihat peluang untuk melakukan efisiensi yang berujung penurunan bunga kredit,†jelas Nelson.
Kata Nelson, peluang penuÂrunan suku bunga pinjaman tetap terbuka. Meski demikiÂan, komponen terbesar dari bunga kredit adalah bunga dana pihak ketiga yang menÂgacu pada besaran tingkat suku bunga acuan Bank IndoÂnesia atau BI rate.
Nelson menegaskan, kunÂci utama penurunan bunga kredit bank ada di tangan BI. “Jika BI rate belum tuÂrun, bagaimana bank bisa menurunkan suku bunga simÂpanan?†ujar dia. Wah, namÂpaknya, bakal lama berharap bunga kredit layu.
(Adil | net)