_20151019_184154SIAPAPUN makhluk di bumi ini tak mampu menyangkal dan memungkiri keagungan seorang wanita. Apalagi bagi seorang Francisca Lieben dan juga bagi semua wanita tentunya, bahwa orang yang paling penting di dunia ini adalah seorang ibu.

Oleh : Latifa Fitria
[email protected]

Menurut wanita yang sering disapa Sisca, seorang ibu jauh lebih hebat dari seorang insinyur yang sukses membangun sebuah gedung pen­cakar langit, karena ibu telah dilibatkan Tuhan untuk mengambil bagian dalam karya ajaib Tuhan yakin membangun sebuah rumah bagi jiwa yg kekal. Bahkan malaikat pun tidak dianugerahi berkat sema­cam itu.

“Namun fakta hidup, tingkah laku hidup kita kadang tidak berbanding lu­rus, dan sering menodai ke­agungan citra setiap wanita,” ujar Sisca.

Wanita lulusan Universi­tas Indonesia, antara kaum lelaki dan kaum wanita ter­bentang alur polarisasi yang cenderung ekstrim. Dalam distance alur ini wanita adalah dia yg selalu menderita, yang selalu menuai kekerasan yang bahkan tidak pernah ditaburinya.

BACA JUGA :  Minum Air Garam Bisa Atasi Kelebihan Air dalam Tubuh, Benarkah? Simak Ini

“Memang susah jadi wanita, apalagi mau menjadi wanita yang bebas dan men­jadi tuan atas dirinyasendiri,” terang dia.

Salah satunya, dalam konteks hukum kaum lelaki sering luput dari perhatian penegakan hukuman. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula. Demikian yg dialami kaum wanita, biasanya dalam kasus aborsi.

Semoga kasus ini membuka piki­ran dan mata hati kita, agar menyadari kembali bah­wa kaum perempuan adalah sosok ibu eksistensial, yang rahimnya menjadi titik awal kehidupan insan manusia.

“Ibu adalah dia yg penuh harapan dalam cinta. Hangat serta sayang yang mengalir dari relung-relung hati manusia. Ibu adalah se­galanya. Penghibur di kala duka, harapan di kala de­rita dan sumber kekuatan di dunia kelemahan. Manusia mana yang tidak berlindung di perutnya, dan melihat du­nia tanpa melalui rahimnya.” tutur dia.

BACA JUGA :  Punya Nangka Muda di Rumah? Mending Dibuat Ini

Itulah yang menjadi ala­san Sisca kerap emosi kala teman dan kerabat wanitanya disakiti oleh lelaki. Bahkan wanita pecinta binatang an­jing ini siap pasang badan demi membela wanita.

“Katanya perempuan itu le­mah, lantas kenapa lelaki sering sekali menjajah wanita. Harusnya mereka mencari lawan yang se­padan, jangan menyakiti wanita. Saya paling benci kalau ada wanita dibuat nangis oleh lelaki,” tegasnya.

Kendati begitu, ia berharap wani­ta-wanita manapun saat ini harus lebih kuat, mandiri dan berani. Itu semua un­tuk pertahanan diri kaum hawa pada saat melakukan perlawanan kepada lelaki, apabila mereka dalam situasi dilecehkan atau adanya kekerasan.

============================================================
============================================================
============================================================