alfian mujani 240BAGI kaum aga­mawan, perang atau damai semuanya bermula dari jiwa. Jiwa yang damai akan memancarkan nilai-nilai perdamaian dan menuntun ucap perilaku untuk pro per­damaian. Sementara jiwa yang tak damai pasti akan menebar­kan nilai permusuhan dan pertengkaran serta membentuk ucap perilaku untuk pro permusuhan dan pertengkaran.

Menurut Dr Ahmad Imam Mawardi, pakar sosiologi agama, ketika ada kedama­ian dalam setiap hati, maka ada kedamaian dalam setiap keluarga. Jika ada damai dalam setiap keluarga, maka ada kedamaian dalam setiap masyarakat. Jika ada kedamaian dalam setiap masyarakat, maka ada kedama­ian dalam setiap negara. Jika ada kedamaian dalam setiap negara, maka perdamaian dunia pasti akan terwujud dengan indah. Se­mua bermula dari hati.

Karena itu, kita harus mulai menata hati untuk menjadi hati yang damai bahagia. Ung­kapan kebencian dan sikap mengadu domba serta kebiasaan menghina dan mencela ada­lah kebiasaan mereka yang hatinya tak per­nah damai, penuh konflik yang tak berujung. Mereka adalah ulat masyarakat yang ketiadan­nya adalah lebih baik dibandingkan adanya.

============================================================
============================================================
============================================================