BAGI kaum agaÂmawan, perang atau damai semuanya bermula dari jiwa. Jiwa yang damai akan memancarkan nilai-nilai perdamaian dan menuntun ucap perilaku untuk pro perÂdamaian. Sementara jiwa yang tak damai pasti akan menebarÂkan nilai permusuhan dan pertengkaran serta membentuk ucap perilaku untuk pro permusuhan dan pertengkaran.
Menurut Dr Ahmad Imam Mawardi, pakar sosiologi agama, ketika ada kedamaÂian dalam setiap hati, maka ada kedamaian dalam setiap keluarga. Jika ada damai dalam setiap keluarga, maka ada kedamaian dalam setiap masyarakat. Jika ada kedamaian dalam setiap masyarakat, maka ada kedamaÂian dalam setiap negara. Jika ada kedamaian dalam setiap negara, maka perdamaian dunia pasti akan terwujud dengan indah. SeÂmua bermula dari hati.
Karena itu, kita harus mulai menata hati untuk menjadi hati yang damai bahagia. UngÂkapan kebencian dan sikap mengadu domba serta kebiasaan menghina dan mencela adaÂlah kebiasaan mereka yang hatinya tak perÂnah damai, penuh konflik yang tak berujung. Mereka adalah ulat masyarakat yang ketiadanÂnya adalah lebih baik dibandingkan adanya.