JAKARTA, Today – Bank Central Asia (BCA) merupaÂkan salah satu bank dengan pertumbuhan kredit pemiÂlikan rumah (KPR) paling tinggi. Per September lalu, outstanding KPR BCA telah mencapai Rp 57,95 triliun. Angka ini naik 9,5% dari peÂriode sama tahun lalu yang sebesar Rp 52,03 triliun.
Dari nilai itu, jumlah naÂsabah KPR BCA mencapai 93.899 dengan rata-rata pinjaman Rp 617 juta. Wakil Direktur BCA Eugene Keith Galbraith bilang, pertumbuÂhan KPR BCA relatif masih tinggi lantaran perseroan fokus pada penyaluran secÂondary KPR atau ready stock KPR.
Menurut Eugene, dari toÂtal penyaluran KPR BCA yang mencapai Rp 57,95 triliun, seÂbanyak Rp 40 triliun sampai dengan Rp 45 triliun meruÂpakan pembiayaan untuk secondary KPR. Pangsa pasar yang berbeda ini memang sengaja diambil BCA untuk terus menggenjot pertumbuÂhan KPR.
“BCA mempunyai target market KPR yang agak berÂbeda dengan market propÂerti perbankan lain yang menyasar KPR baru. Ini yang membuat pertumbuhan KPR kami tumbuh baik,†kata EuÂgene di Jakarta.
Eugene merinci, dari pangÂsa pasar secondary KPR ini, terdapat run off atau pelunaÂsan KPR sebesar Rp 1,3 triliun setiap bulannya. Ini artinya, dalam satu tahun terdapat KPR yang dilunasi senilai Rp 15 triliun.
Selain itu, imbuh Eugene, pertumbuhan kredit propÂerti BCA yang terbilang sehat ini, lantaran perseroan tidak banyak menyalurkan kredit pemilikan apartemen (KPA). “Fokus kami tetap pada landÂed house (rumah tapak) dan merasa prospek tetap akan baik di 2016,†jelas Eugene.
(Adil | net)