Beberapa waktu lalu, Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi sempat berniat memberi suntikan dana sebesar Rp 90 miliar untuk Rio Haryanto agar bisa tampil di Formula 1.
Oleh : IMAM BACHTIAR
[email protected]
Namun, Gubernur DKI Jakarta Basuki T. PurÂnama (Ahok) mengatakan hal itu tidak bisa dilakukan.
“Nggak boleh ternyata. Kita sudah cek aturan dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) kalau nggak boleh untuk balapan yang bersifat komersial. Formula ini kan komersial, jadi nggak boleh pakai APBD,†ujar Ahok saat dikonfirmasi di Balai Kota, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (18/11/2015).
Ahok menyebut bahwa tidak dapat memberi bantuÂan dana untuk memuluskan langkahnya berlaga di ajang Formula 1 lantaran Rio merupakan atlet profesional.
“Jadi atlet profesional nggak boleh kita bantu, kecuÂali sifatnya promosi. Contohnya Bank Mandiri atau PerÂtamina, bagian dari promosi bisa,†terangnya.
Sebelum ini, Prasetio menilai Rio pantas naik kelas ke F1 pada tahun depan. Pras juga menyebut, pihaknya bersedia memberi bantuan dana sebesar Rp 90 miliar.
Adapun total anggaran yang dibutuhkan agar dapat mengamankan 1 kursi di tim F1 adalah 15 juta euro (sekiÂtar Rp 222,5 miliar).
Rio sudah berkompetisi di GP2 selama empat tahun terakhir. Musim ini adalah musim terbaiknya, di mana ia kini duduk di urutan ketiga klasemen pebalap.
Saat ini Rio sedang berada di Valencia. Bersama timÂnya, Campos Racing, ia mempersiapkan diri untuk dua seri terakhir di GP2 musim ini, yakni di Bahrain dan Uni Emirat Arab.
“Dia (Rio,red) sudah di Valencia seminggu yang lalu. Di sana dia latihan simulator untuk kedua sirkuit terseÂbut. Tiap hari ke workshop Campos untuk belajar teknik dan rutin berolahraga juga fitness,†kata ibu Rio, yang juga bertindak sebagai manajernya, Indah Pennywati kepada detikSport.
Untuk ikut bersaing di ajang F1, Rio membutuhkan dana sedikitnya 15 juta euro atau setara Rp225 miliar. Saat ini dana yang baru terkumpul menyentuh angka 5 juta euro atau setara Rp 75 miliar dan itu didapatkan dari Pertamina (*)