SEMARANG, TODAY — Rencana perampingan jumlah entiÂtas bisnis Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali munÂcul. Saat ini, Menteri BUMN Rini Soemarno sedang menyÂiapkan rencana perampingan jumlah BUMN.
Total BUMN hingÂga sekarang tercatat sebanyak 119 peruÂsahaan. Pemerintah melalui KementÂerian BUMN berenÂcana memangkas jumlah tersebut menjadi lebih seÂdikit, yakni hanya 85 BUMN.
Aloysius K Ro, Deputi Kementerian BUMN Bidang RestrukturÂisasi dan Pengembangan Usaha menuturkan, langÂkah tersebut merupakan upaya untuk membentuk BUMN lebih kuat dan lincah serta mampu bersaing secara inÂternasional. “Jadi kita susun roadÂmap untuk memperkuat BUMN, dari 119 BUMN akan nantinya menjadi 85 BUMN saja,†ungkapnya, kemarin.
Skema yang akan ditempuh adalah penggabungan usaha, yaitu merger. BUMN akan digabung berÂdasarkan sektor usaha misalnya enÂergi, pertambangan, jasa keuangan, infrastruktur dan sektor lainnya. “Ini sedang dikonsolidasikan, untuk upaya merger,†kata Aloysius.
Aloysius masih enggan menjelasÂkan lebih rinci BUMN yang nantiÂnya akan digabung. Sementara waktu yang dibutuhkan untuk merger adalah dalam kurun empat tahun ke depan, yakni hingga 2019. Harapannya akan diupayakan selesai dalam waktu cepat. “Kita upayakan selesai dalam waktu cepat,†imbuhnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno sukses membaÂwa para CEO BUMN dalam perjalanan dari Jakarta ke Kepulauan Karimun Jawa, Jateng di atas KM Kelud milik Pelni.
Perjalanan itu berlangsung Kurang lebih 36 jam, dengan berbagai perÂtemuan untuk membahas berbagai persoalan BUMN, yang mencapai 119 perusahaan.
Rombongan berangkat pagi hari Jumat (20/11/2015) dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Masing-masing CEO mendapatkan fasilitas yang sama, bahkan untuk kamar pun harus berÂbagi, satu kamar diisi dua orang CEO.
Kapal berangkat, agenda pun dimulai. Rini mengawali dengan konÂferensi pers dengan awak media, menjelaskan alasan hingga tujuan diadakan agenda ini. Intinya adalah pembahasan roadmap kinerja 2016-2019, namun sisi tak kalah pentingnya adalah keakraban sesama BUMN.
Selanjutnya Rini memberikan pengarahan kepada seluruh CEO BUMN secara tertutup. Kemudian masing-masing CEO diminta berpisah dan rapat berdasarkan sektornya di tempat berbeda. Ini diarahkan oleh para Deputi Kementerian BUMN.
Ada beberapa sektor, yaitu usaha agro dan farmasi; usaha energi, loÂgistik, kawasan dan pariwisata; usaha pertambangan , industri strategis dan media; usaha konstruksi dan sarana dan prasarana perhubungan; usaha jasa keuangan, jasa survei dan konÂsultan; bidang restrukturisasi dan pengembangan usaha; bidang infraÂstruktur bisnis.
Pada setiap sektor, akan dipantau Rini secara bergantian tanpa terenÂcana. Agar masing-masing BUMN seriÂus membahas berbagai persoalan dan menciptakan inisiasi secara bersama.
Dalam rentang waktu tersebut, masa rehat hanya terjadi beberapa kali , yaitu untuk menunaikan ibadah, makan dan tidur. Di luar itu, tidak tamÂpak para CEO berkeliaran di luar ruanÂgan. Apalagi berniat untuk melarikan diri dari pertemuan. â€Ini adalah perÂtama kali CEO BUMN kumpul bersama lebih lama, mungkin kalau selama ini kumpul cuma berjam jam sekarang kita sampai 36 jam,†kata Rini menuÂtup pertemuan di Kapal KM Kelud saat berlabuh di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Minggu (22/11/2015)
“Ini betul-betul memberikan gamÂbaran bahwa kita komitmen untuk terus melakukan sinergi atas BUMN sehingga bisa menjadi lebih kuat dan makin tangguh dapat menjadi pemain global dan juga dapat mengÂhadapi ASEAN terbuka tahun depan,†tegasnya.
Berikut ringkasan hasil perteÂmuan CEO BUMN sesuai sektor:Sektor usaha energi, logistik, kawasan dan pariwisata
Dari sisi pariwisata , akan dilakuÂkan sinergi oleh BUMN pariwisata dengan BUMN perhubungan untuk mendukung aksesbilitas. Misalnya dengan memenuhi kebutuhan transÂportasi, seperti bus, kereta api, dan bandar udara (bandara) serta pesawat untuk akses ke Candi Borobudur. BeÂgitu juga dengan pariwisata lainnya.
Di samping itu pengelolaan dan pengembangan aset pariwisata sepÂerti penataan zona di Candi BorobuÂdur, yang meliputi area wisata, area komersil dan transportasi. BUMN juga akan bekerjasama dengan desa seÂtempat agar ekonomi masyarakat juga tetap tumbuh.
Selain itu untuk kesenian dan keÂbudayaan daerah akan dikembangkan melalui BUMN pusat perbelanjaan, yakni Sarinah. Jadi untuk barang-barang seperti batik, nantinya akan dibuat pusat perbelanjaan batik pada beberapa titik.
Kemudian aset-aset pariwisata, yang dimiliki oleh BUMN sektoral, seperti Lawang Sewu dan Museum Ambarawa oleh PT KAI. Asetnya tidak akan berpindah, tapi pengelolaannya akan diurus BUMN pariwisata yang lebih profesional.
Dari sisi energi, ada beberapa sinÂergi yang dilakukan. Misalnya antara PT PGN Tbk dengan Pertagas dalam penÂgelolaan pipa gas di Indonesia. KemudiÂan proyek 35.000 megawatt, selain PT PLN, juga akan dibantu oleh Pertamina, PGN, PT Bukit Asam dan PT EMI.
Usaha pertambangan , industri strategis dan media
Beberapa kesepakatan dari hasil pertemuan adalah pemanfaatan kaÂpal Minajaya untuk membantu sektor perikanan. Ini merupakan kerjasama Perikanan Indonesia dan Perikanan Nusantara. Kapal tersebut akan menÂjadi penampung atau gudang hasil laut di beberapa titik.
Sisi pertambangan, akan dibenÂtuk perusahaan besar (holding) dari beberapa BUMN. Sehingga mampu mengakomodir kekuatan sumber daya yang diproduksi. Di samping itu juga akan dibentuk perusahaan yang menÂgakomodir industri berbasis ilmu penÂgetahuan dan teknologi.
Sektor usaha agro dan farmasi
Fokusnya adalah ketahanan panÂgan. BUMN, Perum Bulog akan menÂjadi penggerak utama untuk merealÂisasikan ketersediaan, jangkauan dan kualitas. Beberapa komoditas juga akan dipegang langsung oleh Bulog.
Selain itu, Bulog akan dibantu oleh beberapa BUMN lain, seperti PerhuÂtani dan lainnya untuk mendukung sisi produksi. Kemudian juga didukung oleh BUMN logistik untuk distribusi barang ke seluruh daerah.
(Yuska Apitya Aji)