Saluran-irigasiBOGOR, TODAY – Kabupaten Bogor belum memiliki jarin­gan irigasi yang mantap dalam menghadapi setiap cuaca.

Saat musim hujan, jaringan irigasi mudah rusak dan ketika kemarau tidak maksimal meny­alurkan air ke lahan petani.

Dinas Pertanian dan Kehu­tanan (Distanhut) Kabupaten Bogor telah mendata sedikit­nya 900 jaringan irigasi dalam keadaan rusak berat dan telah dicanangkan untuk diperbaiki lebih awal yang telah diajukan dalam APBD.

“Kalau semuanya ada ri­buan irigasi dan 50 persennya mengalami kerusakan. Baik itu irigasi primer, sekunder dan tersier. Kami sudah ajukan di APBD untuk diperbaiki yang 900,” kata Kasi Perlindungan Tanaman Pangan Distanhut, Chrisnayana, Jumat (4/12/2015).

Menurutnya, pembangunan dan pemeliharaan irigasi prim­er telah diajukan ke Kemen­terian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Sementara irigasi sekunder dan tersier pos anggaran me­lalui belanja Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kabu­paten Bogor. Selain itu, ban­tuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun siap mengalir.

BACA JUGA :  Benarkah Sakit Kepala Bisa Sembuh dengan Minum Teh? Simak Ini

Chris menjelaskan, irigasi sulit diandalkan saat musim kemarau lantaran lokasinya dibawah bendung aliran sungai. Sementara debit bendung kian menipis hingga tidak sampai ke irigasi.

“Karena kondisinya buruk, jadi tidak bisa menerima air dari atas. Ada yang patah, je­bol, longsor. Padahal itu sudah dibeton semua,” tandasnya.

Kondisi itu, kata Chris, terse­bar di Kecamatan Cariu, Tanjung­sari, Jonggol, Sukamakmur, Tenjo, Parungpanjang, Cileungsi, Klapa­nunggal, Rumpin, Cibungbulang, Parung, Kemang, Cijeruk, Cigom­bong dan Caringin.

Terpisah, Kepala DBMP Ka­bupaten Bogor, Edi Wardhani mengakui jika ketahanan irigasi di Bumi Tegar Beriman hanya sampai lima tahun beroperasi.

“Irigasi yang cakupan airnya besar, potensi kerusakannya lebih besar. Ada yang belum lima tahun sudah rusak karena korosi oleh air,” katanya.

BACA JUGA :  Resep Membuat Sambal Ikan Sepat Cabe Hijau yang Mantul

Kemampuan APBD Kabupat­en Bogor, kata dia, hanya hanya cukup untuk merehabilitasi 200 unit irigasi setiap tahun.

“Jadi, untuk memperbaiki ti­tik yang sama dibutuhkan wak­tu lima tahun ke depan. Setelah kita perbaiki, sampai enam bu­lan dipelihara,” ucap dia.

Alokasi dari APBN untuk pembangunan, reklamasi bend­ungan dan perbaikan jaringan irigasi mencapai Rp 23 miliar. Ni­lai yang diajukan dalam struktur APBD sampai Rp 250 miliar.

Menurutnya, alokasi per­baikan dan pemeliharaan iri­gasi selalu setengah dari nilai perbaikan dan pemeliharaan jalan. “Perbaikan jalan Rp 450 miliar untuk 200 paket penger­jaan dan irigasi sekitar Rp 250 miliar,” pungkasnya.

(Rishad Noviansyah/Inten/Nadya)

============================================================
============================================================
============================================================