MANCHESTER United harus menerima kenyataan pahit setelah ditumbangkan VFL Wolfsburg 3-2 dalam laga pamungkas Grup B Liga Champions, Rabu (9/12/2015) dini hari. Hasil ini membuat kubu Red Devils harus puas finish di posisi tiga klasemen dengan torehan 8 poin dan hijrah ke Liga Europa. Sementara Die Wolfe menjadi pemuncak klasemen grup B dengan raupan 12 poin disusul PSV Eindhoven di peringkat dua dengan 10 poin..
Oleh : RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]
Kemenangan adalah harga mati saat pasukan Luis van Gaal berkunjung ke Volkswagen Arena. Namun, David de Gea Cs justru tampil dibawah tekanan sejak pluit babak pertama dibunyikan wasit M Mazic. Tiga menit laga berjalan, Wolfsburg hampir saja unggul anÂdai sepakan Andre Schurrle yang lolos dari kawalan pemain belakang United, melesat tipis diatas mistar.
Dominan dalam mengurung pertahanan United membuat Wolfsburg lengah dan keÂcolongan lewat sebuah serangan balik cepat di menit kesepuluh. Umpan terobosan Juan Mata menjangkau Anthony Martial yang lolos dari jebakan offside, tak terkejar peÂmain lawan dan berhasil memberdaya Diego Benaglio dengan sepakan terukur.
Hanya saja, keunggulan Red Devils tak bertahan lama, empat menit kemudian, NaÂldo menyamakan skor lewat tembakan yang meneruskan tendangan bebas Ricardo RoÂdriguez. Usai momen tersebut, permainan kedua tim lebih terbuka. Marouane Fellaini nyaris membawa United kembali unggul, akan tetapi sundulannya yang meneruskan sepak pojok di menit ke-27 diselamatkan Benaglio.
Dua menit berselang, skema serangan rapi Wolfsburg membuat pertahanan United kocar-kacir lewat pergerakan trio Robbie Kruse, Julian Draxler dan Vieirinha , nama terakhir merupakan pembobol gawang DaÂvid De Gea. Menit ke-39, giliran Draxler berÂaksi namun diamankan De Gea. Gol Lingard sesaat sebelum turun minum dianulir akibat offside, skor pun bertahan 2-1.
Memasuki babak kedua, United mencoba untuk memberikan perlawanan lebih ketat. Intensitas serangan berhasil mereka tingkatÂkan dan sejumlah peluang tercipta, akan tetaÂpi dalam sepuluh menit pertama paruh kedua permainan tak banyak tercipta peluang-peluÂang yang mengarah ke gawang Benaglio.
Menit ke-60, Benaglio membuat sebuah penyelamatan cemerlang yang mencegah United menyamakan kedudukan lewat temÂbakan jarak dekat Memphis Depay. Empat menit setelah itu, gantian De Gea yang meÂnyelamatkan gawang United dari gol ketiga tuan rumah yang dilesakkan lewat tendanÂgan jarak jauh Schurrle.
Selepas momen tersebut, Wolsfburg sempat memiliki beberapa kesempatan unÂtuk memperlebar jarak di papan skor namun gagal diwujudkan. Situasi dimanfaatkan United untuk mengembangkan permainan dan meluncurkan sejumlah ancaman lewat aksi Martial hingga Depay yang membahayÂakan gawang tuan rumah.
Asa untuk memetik setidaknya hasil imÂbang dalam lawatan ke Jerman sejenak diÂdapat United ketika Josuha Guilavogui yang menghalau sundulan Fellaini di menit ke-82, namun itu tak bertahan lama usai dua meÂnit setelahnya Naldo kembali menghadirkan mimpi buruk bagi United. Kedudukan 3-2 pun tetap bertahan hingga laga usai.
Keputusan wasit yang menyebut gol Lingard tersebut offiside menurut Van Gaal adalah salah satu penyebab kekalahan UnitÂed. “Yang bisa saya katakanadalah kami sanÂgat tidak beruntung pada pertandingan hari ini, terlebih dengan keputusan Wasit (Yang tidak mengesahkan gol Lingard†keluh Van Gaal kepada Sportsmole. Van Gaal percaya bahwa jika saja Gol Lingard disahkan maka hasil dari pertandingan dini hari tadi bisa berbeda. Sementara Legenda Manchester United, Rio Ferdinand mengaku prihatin dengan pencapaian mantan klubnya yang tersingkir dari Liga Champions. Ferdinand menyebut bahwa kegagalan United untuk bermain di fase knockout Liga Champions merupakan sebuah aib yang memalukan.
“Itu sangat memalukan (Bermain di EuÂropa League). Saya berada dalam tim ketika kami bermain di Europa League, dan itu adalah pengalaman yang memalukan†ungÂkap Ferdinand kepada BT Sport. Lebih lanÂjut mantan bek Setan Merah ini mengatakan bahwa sekembalinya tim ke Manchester, mereka akan mendapat situasi yang kurang mengenakan dari media maupun fans.
“Kamu tidak akan mau keluar rumah (akibat bermain di Europa League). Kamu tidak akan mau berjalan di sekitar ManchesÂter, orang-orang akan memandangmu dan berpikir bahwa kamu tidak cukup bagusâ€
“Media akan mempertanyakan kapasiÂtasmu sebagai seorang pemain dan kapasiÂtasmu dalam tim yang tidak lolos dalam fase grup yang seharusnya kamu lolos,†pungkas Ferdinand.
Ini merupakan kali keempat Red Devils tersungkur di fase yang sama. Selain musim ini, mereka juga mengalaminya di edisi 1994/1995, 2005/2006 dan 2011/2012.
Pada musim 1994/95, MU finis peringkat tiga Grup A di bawah IFK Goteborg dan BarÂcelona. Pada musim 2005/06, MU finis sebÂagai juru kunci Grup D di bawah Villarreal, Benfica dan Lille. Pada musim 2011/12, MU finis peringkat tiga Grup C di bawah Benfica dan Basel.
Musim ini, MU kembali finis peringkat tiga. MU (8 poin) kalah bersaing dengan Wolfsburg (12 poin) serta PSV Eindhoven (10 poin) dan hanya unggul empat poin atas CSKA Moscow.
Susunan Pemain:
Wolfsburg: (4-2-3-1): Benaglio; Trasch, Naldo, Dante, Rodriguez (Schafer 16’); Guilavogui, Arnold; Vieirinha (Klose 78’), Kruse, Draxler (Caliguri 85’); Schurrle.
Manchester United (4-2-3-1): De Gea; Varela, Smalling, Blind, Darmian (BorthÂwick-Jackson 43’); Schweinsteiger (CarÂrick 69’), Fellaini; Lingard, Mata (Powell 69’), Memphis; Martial.
PSV vs CSKA Moskwa
Pada pertandingan lainnya, PSV EindÂhoven berhasil keluar dari lubang jarum dan lolos ke fase gugur setelah secara dramatis membekuk CSKA Moskwa 2-1 di Philip StaÂdium. PSV lebih dahulu tertinggal lewat gol penalti Sergei Ignashevich pada menit ke-76. Tapi, seperti yang kerap mereka tunjukkan musim ini, keadaan tertinggal justru memanÂtik reaksi positif para pemain.
Fase grup Liga Champions musim ini merupakan kesempatan pertama yang diÂdapat PSV sejak musim 2008/09. Dengan status sebagai runner-up Eredivisie Belanda dua musim lalu, PSV berkesempatan tampil di babak play-off. Namun, langkah mereka dihentikan AC Milan dengan skor agregat 4-1.
Sukses PSV lolos ke babak gugur mengoÂbati kegagalan pada dua musim terakhir merÂeka di Liga Champions. Musim 2008/2009, PSV kalah bersaing dari Liverpool, Atletico Madrid, dan Olympique Marseille. Mereka hanya sukses meraih satu kemenangan dan sisanya kalah. Musim sebelumnya, meski PSV mampu mengumpulkan tujuh poin, tapi Internazionale, Fenerbahce, dan CSKA gagal disaingi. PSV pula yang menjadi wakil BeÂlanda terakhir yang pernah berlaga di babak gugur Liga Champions. Itu terjadi saat menÂembus babak delapan besar musim 2006/07. Ketika Ajax Amsterdam menjadi wakil tungÂgal selama empat musim beruntun, mereka tak berkutik di ajang Eropa. Kini, PSV menyÂelamatkan koefisien UEFA Belanda.
Pengadil asal Spanyol memberikan penÂalti akibat pelanggaran yang dilakukan AnÂdres Guardado terhadap Zoran Tosic. Dari tayangan ulang televisi, hukuman itu terasa tidak tepat karena Tosic melakukan simulasi. CSKA kemudian unggul dengan pertandinÂgan tersisa 14 menit.
Terdesak dan butuh gol, PSV bangkit meÂnyamakan kedudukan. Menit ke-78, Luuk de Jong lepas dari pengawasan para bek CSKA. Dengan tenang sang kapten mengontrol umÂpan Jorrit Hendrix untuk kemudian menakÂlukkan Igor Akinfeev.
Kedudukan imbang tak berguna bagi PSV karena beberapa menit berselang United berhasil menyamakan kedudukan. PSV haÂrus mencetak gol untuk lolos. “Ketika United berhasil menyamakan kedudukan, kami saÂdar kami harus menang,†ungkap De Jong belakangan. Tekad dan kerja keras pada akhÂirnya membuahkan hasil positif.
Gaston Pereiro bergerak di sayap kiri dan memberikan umpan silang ke jantung pertahanan CSKA. Bola diamankan, tapi berÂbelok mengenai pemain pengganti, Steven Bergwijn. Bola liar di depan kotak penalti menjadi makanan empuk bagi Davy PropÂper. Tanpa ampun pemain 24 tahun itu meÂlesakkan tendangan keras ke pojok gawang Akinfeev. (*/Net)