Sebagai orang tua tentu menginginkan buah hatinya bisa belajar melakukan hal-hal yang sesuai dengan tahapan usia perkembangannya seperti duduk, merangkak, dan berjalan. Oleh karena itu orang tua juga akan bangga bila sang anak bisa melakukan hal tersebut lebih cepat.
Oleh : RIZKY DEWANTARA
[email protected]
Namun nyatanya tahapan perkemÂbangan anak tak bisa dipukul rata karena ada yang bisa belajar cepat tapi ada juga yang belajar terlambat. Ada faktor-faktor yang bisa memengaruhi dan beberapa di antaranya karena kebiasaan sang orang tua.
Spesialis anak dari RSUD Dr Soetomo, dr Meta Hanindita, SpA, mengatakan, keÂbiasaan menggendong anak misalnya. Orang tua mungkin senang sering menggendong anak tanpa sadar hal tersebut justru memÂbuat anaknya nantinya lama belajar jalan. “Salah satu faktor yang berperan penting terÂhadap perkembangan motorik anak adalah adanya stimulasi/rangsangan yang diberikan. Seandainya anak digendong terus, anak tiÂdak mendapat kesempatan untuk distimuÂlasi berjalan sendiri misalnya,†kata dr Meta kepada detikHealth dan ditulis pada Rabu (30/12/2015).
Lebih lanjut, kebiasaan lain yang sering diÂlakukan dan juga bisa berkontribusi terhadap terlambatnya perkembangan motorik adalah pemberian mainan gadget. Saat anak rewel, pemberian gadget sebagai alat pengalih perÂhatian mungkin jadi solusi yang paling mudah dilakukan namun ingat efek sampingnya anak jadi akan malas.
“Anak yang terlalu sering diberi gadget akan sangat fokus kepada gadget itu sendiri. Padahal, anak balita adalah anak yang sehaÂrusnya sedang banyak waktu untuk mengekÂsplorasi lingkungan sekitar termasuk juga kemampuan dirinya sendiri. Sebagai contoh anak yang sering bermain gadget akan ‘maÂlas-malasan’ belajar berjalan sendiri, berlari atau melompat karena lebih asyik dengan gadget,†ungkap dr Meta.
Dihubungi secara terpisah psikolog anak dan remaja Ratih Zulhaqqi, MPsi, dari RaQQi – Human Development & Learning CenÂtre, menjelaskan, kebiasaan orang tua yang terlalu mengekang bisa juga menghambat perkembangan motorik anak. Bila anak tak bisa mengeksplorasi lebih bebas maka secara langsung dirinya akan menjadi lebih tak aktif.
“Termasuk juga ketika anak terlalu dikekang, nggak boleh main ke jalan, nggak boleh main kotor-kotoran, secara langung menghambat atau melemahkan kemamÂpuan motorik anaknya,†ujarnya.
Ratih juga menambahkan, apabila ingin anak cepat belajar, orang tua disarankan untuk mempertahankan intensitas aktivitas fisik dengan anak sebisa mungkin. Dengan demikian selain anak mendapat stimulasi yang dibutuhkan, faktor keamanannya juga terpenuhi. (detik)