BOGOR, TODAY — Memasuki hari keempat pasca penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium, Solar, Pertamax dan Pertalite, sejumlah Stasiun PengiÂsian Bahan bakar umum (SPBU) di Kota Bogor tutup. Terhitung sudah dua hari terakhir, belasan SPBU terpaksa tutup lantaran tidak mendapatkan stok cukup.
Data yang dihimpun BOGBOR TODAY, belaÂsan SBPU di Bogor masih menungÂgu pengiriman Premium yang dijanjikan akan dikirim hari ini. Mereka yang menghentikan opÂerasionalnya di antaranya SPBU Jalan Dadali, SPBU di sepanjang Jalan Raya Talang, Jalan Raya Karadenan-Pemda dan Jalan Raya Kedunghalang.
Pengawas SPBU 34-16-716 KeÂdunghalang Dede Sumantri menÂgaku terpaksa menghentikan penjualan sejak dinihari. Menurutnya, pasokan Premium sempat mengalami gangguan sejak 2 Januari 2016 lalu. “Sejak pagi kita belum dikirim dari PT Pertamina (Persero). Dari tiga hari lalu, kami juga suÂdah kehabisan Pertamax,†katanya di kanÂtornya, Jumat (8/1/2016).
Seorang pengendara motor, RuhiÂdin(50), mengaku telah melewati tiga pom bensin dari Parung menuju Bogor. Namun Premium selalu habis. â€Sekarang PremiÂum sulit sekali, yang ada hanya Pertamax. Jadi, Pertamax yang dibeli,†katanya.
Ketua Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Bogor, Bahriun menyebutkan, belum mengetahui kendala yang membuat pasokan BBM di sejumlah SPBU di Bogor tersendat.
Bahriun menilai, keterlambatan bisa saja disebabkan perubahan sistem penyÂaluran oleh Pertamina sejak Desember akhir tahun lalu. Saat ini PT Pertamina sudah memberlakukan sistem distribusi dan pembuatan delivery older (DO) mengÂgunakan komputerisasi. Pengusaha harus memasukkan pesanan melalui DO online. Jika disetujui, maka akan dikirim. “Mungkin ada kesulitan di sistem atau tidak mengerti operator SPBU di lapangan,†katanya.
Adapun sistem sebelumnya, papar Bahriun, hanya mengandalkan telepon dan minta disiapkan pesanan. Melalui para sopir, pesanan BBM dikirim. “Sistem saat ini lebih ribet, setelah pesan online, harus pesan via orang atau telepon juga untuk konfirmasi,†papar Bahriun.
Saat ini, kata dia, Hiswana Migas maÂsih melakukan koordinasi dengan PertamÂina terkait gangguan pasokan distribusi Premium di Bogor.
Di Bogor terdapat 120 SPBU. Dari jumlah itu, 25 SPBU berada di Kota Bogor, sisanya 95 SPBU di Kabupaten Bogor. SebÂagai gambaran, konsumsi BBM per hari di wilayah Bogor mencapai 645 kilo liter PreÂmium, 200 kilo liter Biosolar dan 38 kilo liter Pertamax.
Terpisah, Direktur Pemasaran PertamÂina Ahmad Bambang menyebut, tinggal mengurus solar. “Solar masih progress,’’ ujarnya, Jumat (8/1/2016).
Bambang mengakui ada salah perkiÂraan untuk bahan bakar mesin diesel itu. Terutama, di wilayah Jabodetabek. SebeÂlumnya, dia berpikir kenaikan konsumsi maksimal hanya 50 persen, sehingga bisa cepat diselesaikan. Namun, permintaan naik sampai dua kali lipat, sehingga samÂpai kemarin distribusi terus dikejar.
Berdasar analisa Pertamina, penÂingkatan konsumsi solar karena jumlah kendaraan meningkat. Apalagi, kendaraan besar sempat dilarang beroperasi pada peralihan tahun baru. ’’Ada juga yang menunda membeli solar setelah tahu harÂganya turun,’’ jelasnya.
Beberapa upaya untuk menormalkan pasokan Solar ke SPBU, Pertamina meÂmanfaatkan suplai dari Cikampek, BandÂung, dan Merak. Armada mobil tangki juga ditambah dengan truk khusus Solar indusÂtri disertai surat izin khusus. Khusus untuk transportasi, sopir juga ditambah. “Kami juga memberikan fasilitas kredit untuk setor dan angkut,’’ terangnya.
Direktur yang akrab disapa Abe itu memperkirakan pasokan Solar di seluruh SPBU kembali normal minggu depan. Atau, paling cepat hari ini, semua jenis BBM suÂdah tersedia. Seperti diketahui bensin sempat langka karena itulah beberapa pengusaha yang tidak mau rugi dengan turunnya harga BBM. Sehingga memilih menutup SPBU.
(Yuska Apitya Aji)