JAKARTA, TODAY — Pasca serangkaian teror bom dan rentetan tembakan di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016) lalu, pusat perbelanjaan Tanah Abang sepi pengunjung. Sejumlah pedagang mengalami penurunan omzet yang sangat drastis.
“Drastis turun, pokoknya sepi sekali pas hari ada bom. Pada tutup orang, yang beli juga mungÂkin nggak pergi-pergi dulu. Kalau Senin-Kamis kan biasanya Tanah Abang pasti ramai, pas bom hampir nggak ada yang beli, sepinya minta amÂpun,†tutur Widia (40), pedagang kebaya Blok B Pasar Tanah Abang, Minggu (17/1/2016).
Dia melanjutkan, saat bom terjadi, omzet turun drastis hingga mencapai 30%. “KemudiÂan sehari setelahnya masih sepi, turun 30% kira-kira, kalau sekarang sudah normal sepÂerti biasa. Omzet harian tahun ini kadang dapat Rp 3 juta saja sudah syukur,†ujar Widia.
Hal yang sama juga diungkapkan pedagang lainnya, Novri. MenuÂrutnya, omzet penÂjualannya sempat menurun hingga 30% lebih saat warga Jakarta ribut-ribut soal bom di Thamrin. “Turun langsung sekitar 30%. Tapi besoknya hari Jumat langÂsung normal kayak biasa lagi, ngefek pasti, tapi buat kita di Tanah Abang nggak lama,†jelasnya.
Novri mengungkapkan, sejumÂlah pemilik toko di Tanah Abang sempat menutup tokonya siang itu juga setelah kabar ledakan di ThamÂrin meluas. “Itu juga yang buat orang mau beli sepi, pada nggak jadi beli, karena lihat toko-toko ada yang tuÂtup sementara. Kalau saya sendiri waktu itu nggak tutup,†kata pedaÂgang baju muslim ini.
Novri berujar, saat ini kondisi pasar berangsur pulih. Aktivitas jual-beli juga mulai normal. Toko-toko mulai buka kembali dan pengunjung normal seperti biasa.
“Sekarang awal tahun malah makin sulit orang dagang. Tahun lalu yang katanya orang lagi susah masih bisa jualan Rp 5 juta sehari di luar dekat puasa, sekarang dapat Rp 3 juta sehari saja sudah untung banget,†ujarnya.
Kendati demikian, lanjut Novri, dirinya tak mengetahui penyebab semakin sepinya pembeli yang daÂtang berbelanja di pusat grosir terÂbesar se-Asia Tenggara tersebut. “Kurang tahu kalau saya, orang lagi hemat mungkin. Tahunnya semakin sepi saja awal tahun,†katanya.
(Yuska Apitya/dtk)