BOGOR TODAYÂ – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bogor kemarin kedatangan tetamu dari KPU Nepal. Kunjungan tersebut dihadiri oleh tiga orang yang dipimpin langsung oleh Ketua KPU Nepal, Mani Ram Ojca. PerÂtemuan ini membahas tentang sistem dan proses pemilihan umum (pemilu) di Indonesia.
“Kami menjelaskan tentang proses pemilu di Kota Bogor, baik legislatif maupun eksekutif.†kata Undang SuryÂatna, Kepala KPU Kota Bogor, kemarin.
Menurutnya, Indonesia menjadi salah satu negara yang dipilih oleh NeÂpal karena sistem pemerintahannya hampir serupa dengan Nepal. Pada tanggal 28 Mei 2008 lalu Nepal telah resmi merubah sistem pemerintahanÂnya dari ‘Kerajaan’ menjadi ‘Republik Federal’, karena itu diperlukan banÂyaknya refrensi dari negara-negara lain.
“Kita akan membuat sistem pemerÂintahan kurang lebih seperti negara Indonesia, akan ada pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan pemerintahan kota.â€tambahnya.
Hasil dari petemuan didapat, sistem pemilu di Kota Bogor hampir serupa dengan Nepal. Hanya, perÂbedaannya dari 275 kursi parlemen, jumlah wanitanya diwajibkan mengisi kursi sebanyak 30 persen ungkapnya, sedangkan di Indonesia persyaratan tersebut terletak didalam masing-maÂsing partai politik (parpol) saja. Selain itu didapat, jangka waktu menjabat disana diberikan rentang waktu selama enam tahun, sedangkan di Indonesia hanya dibatasi lima tahun sekali. “Di Nepal juga ada peraturan yang lebih khusus mengenai batasan usia minimal anggotanya berumur 45 tahun, selain itu kami juga tetap memberikan kebeÂbasan beragama, agama muslim juga kita ikut sertakan dalam sistem pemerÂintahan.†kata Ketua KPU Nepal, Mani kepada Bogor Today Senin (18/1/2016) yang diwakili oleh translator.
Kunjungannya di KPU Kota BoÂgor merupakan yang pertama dihadÂiri oleh Mani. Dikatakannya setelah mempelajari mekanisme tentang KPU Kota Bogor, Mani merencanakan akan berkunjung ke KPU Provinsi Jawa Barat dan KPU Pusat DKI Jakarta. Selain itu, Mani menyatakan mempunyai tim yang terbagi dengan tugas yang sama dinegara lain.
“Kita telah membagi menjadi beÂberapa tim untuk mempelajari sistem dan proses pemilu. Indonesia, India, Pakistan dan Afrika Selatan akan menÂjadi bahan bagi kami untuk dipelajari.†ujarnya.
Sejauh ini, Pemerintahan Nepal dikatakannya sedang mensosialisasiÂkan tentang pentingnya pemilu kareÂna banyak warga Nepal yang belum terdaftar menjadi pemilih dan belum mempunyai KTP.
“Saya tinggal di Katmandu dan disÂana masih banyak warga yang belum mempunyai KTP dan ikut andil mengiÂkuti pemilu, sejauh ini pemerintahan Nepal terus berupaya melakukan sosÂialisasi agar hak memilih terpenuhi.†tandasnya.
Uniknya, menurut Undang, tahun 2018 nanti KPU mewacanakan pemilu sudah tidak dengan cara dicoblos meÂlainkan dengan e-voting. Sudah ada tiga unit e-voting di KPU Kota Bogor seÂbagai alat untuk sosialisasi. “KPU Kota Bogor saat ini sedang disibukan denÂgan melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah tentang tata cara penggunaan e-voting.†tambah Undang.
Mani pun mengaku senang berkunÂjung ke KPU Kota Bogor, sesaat setelah bertukar pikiran dengan Undang. UnÂdang mengajak ketiga orang Nepal itu makan siang bersama diluar kanÂtor. Kedatangan tamu dari Nepal ini merupakan kebanggan bagi KPU Kota Bogor. “Saya bangga KPU Kota Bogor menjadi kunjungan yang pertamanya, hal ini bisa diartikan keberhasilan dari pemerintahan kota. Mudah-mudahan dengan hadirnya tamu ini, kedepannya KPU Kota Bogor akan semakin percaya diri dan lebih baik.†pungkas Undang.
(Abdul Kadir Basalamah)