BOGOR, TODAY - Oknum TNI AL dari Satuan Marinir, Kopral SU, menganiaya dua bocah SMP berini­sial S dan H.

Akibatnya, dua bocah itu babak belur pada peristiwa yang terjadi di Cibinong (13/12/20150 lalu.

Penyebab penganiayaan sebe­narnya karena hal sepele. Keduanya dianiaya karena teh yang mereka bawa, terlempar hingga mengenai tembok rumah Kopral SU. Bahkan kedua korban sempat diteriaki mal­ing hingga sempat dihakimi massa.

Saat itu, S dan H bersama te­mannya, R, sedang berboncengan bertiga dalam satu sepeda motor.

Posisinya R mengemudikan motor, S di tengah dan H paling be­lakang sambil membawa teh. Saat itu, mereka hendak mengantarkan R pulang dari rumah S.

Motor yang mereka tunggangi kemudian melintas di Jalan Noble, Perumahan Graha, Cibinong. Kor­ban H (13) mengatakan, saat itu kondisi jalan yang kurang bagus membuat R mengemudi dengan tidak stabil hingga menyebabkan minuman yang dipegang H lantas terlempar dan mengenai tembok Kopral SU.

BACA JUGA :  Pengamen Jalanan di Cileungsi Bogor Ditemukan Tak Bernyawa

“Bawa motornya, belok-belok, sambil nyari jalan yang bagus. Eng­gak tahunya, nginjek lubang, terus minuman teh yang saya pegang terlempar kena tembok Bapak itu (oknum),” kata H, saat berbicara di kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Rabu (20/1/2016).

Saat itu, tembok rumah Kopral SU sedang direnovasi. Air minuman yang terlempar itu mengenai tu­kang bangunan rumah SU.

Tak lama kemudian, SU keluar rumah dan meneriaki tiga bocah yang tetap melaju dengan motorn­ya itu. “Bapak itu keluar dan teriak maling,” ujar H. Akibat teriakan SU, warga pun berdatangan.

Terprovokasi, warga pun tam­pak mengejar motor yang ditump­angi tiga bocah tersebut. Ketiganya pun panik sampai akhirnya dihen­tikan oleh warga yang mengejar di perempatan Pemda Cibinong, depan kantor PDAM.

Setelah itu, menurut H, Kopral SU memukuli mereka. H mengaku dianiaya Kopral SU bersama dengan S di lahan kosong.

BACA JUGA :  Pengamen Jalanan di Cileungsi Bogor Ditemukan Tak Bernyawa

“Pada saat itu yang mukul Pak H (SU) sendiri. Saya berusaha je­lasin, tetapi saya tetap dipukulin, terus saya bangun, tetapi dipukulin lagi. Saya dibawa lagi ke samping rumahnya yang ada tanah kosong. Warga yang enggak tahu ceritanya jadi ikut-ikutan mukul,” ujar H.

Sementara itu, R yang berhasil menyelamatkan diri, mengadu ke­pada orangtua S, Wintarsih (46).

Menurut H, di lahan itu, ia dan S kembali dipukuli. Bahkan, baju yang dipakai S dibuka dan dipakai untuk mengikat S di pohon.

Selain itu, kata H, oknum Marinir asal Cilandak itu mengam­bil kalung rantai baja putih yang dipakai S dan digunakan untuk mencambuki badan S. Bahkan, S sempat diinjak pundaknya dan di­teriaki “bakar”.

R datang ke lokasi pengani­ayaan kawannya itu bersama den­gan ibu S dan Binmas lingkungan setempat.

(Rishad/*)

============================================================
============================================================
============================================================