Kebingungan. Inilah yang tergambar dari raut Krisna Kuncahyo ketika menapaki kaki ke kantor barunya. Yah, kemarin adalah hari pertama Krisna berkantor di PDJT Transpakuan Kota Bogor, perusahaan pelat merah yang kini sedang sakit terlilit utang.
Oleh : Abdul Kadir Basalamah
[email protected]
Mau bekerja bagaimana. Kami masih belum meÂmiliki anggaran. Saya menunggu bantuan angÂgaran dari Pemkot Bogor, terutama untuk menggaji pegawai lama,†kata Krisna, kemarin petang.
Pun begitu, Krisna bisa bernafas lepas lantaran pegawai lama menyambutnya dengan hangat. Kris- sapaan akrabnya-juga mengapresiasi, pegawai-pegawai lama yang masih loyal. Pasalnya, para pegawai yang bekerja di PDJT belum mendapatkan haknya berupa gaji dengan jangka waktu enam bulan lamanya.
“Saya baru berkenalan dengan pegaÂwai saya dan meninjau lokasi koridor. Sudah enam bulan karyawan disini tiÂdak mendapat gaji, saya sangat mengaÂpresiasi mereka masih mampu bertahan disini,†kata Krisna.
Alumni Akuntansi Universitas IndoÂnesia (UI) itu juga menuturkan, perusaÂhannya memang mengalami kepailitan luar biasa. Sejak 2015 akhir, kata dia, modal PDJT sebesar Rp 30 miliar, sedangÂkan kerugian bisa mencapai Rp 28 miliar. Krisna tidak mengetahui detail pokok aliÂran kerugian dana tersebut, akan tetapi PDJT dianggapnya tidak dapat berkemÂbang tanpa bantuan subsidi dari Pemkot atau Pusat.
“Artinya equity (sisa peruntukkan anggaran) sekarang tinggal Rp2 miliar. Manager sekelas apapun tidak akan bisa menyelesaikan permasalahan ini tanpa ada subsidi dari pemkot atau pusat,†kata Krisna.
Tidak menutup mata, Krisna menÂginginkan para pegawai yang tak mendapatkan gaji selama enam bulan kemarin segera diberikan haknya. Akan tetapi pihaknya mengaku kesulitan menÂgatasi hal ini dikarenakan belum adanya subsidi yang turun dari Pemkot.
Krisna menambahkan ‘Route Plan’ untuk membangun tujuh koridor juga beÂlum bisa dimulainya tanpa ada kucuran dana bantuan dari Pemkot. “Saya berkeÂinginan untuk menunaikan hak para pegawai, tetapi tidak mungkin saya pinÂjam uang dari bank melihat perusahaan ini sedang sakit,†kata Krisna.
Menurut Krisna, ketiga indikator yang diminta oleh walikota akan cepat terealÂisasi apabila Pemkot atau Pemerintah Pusat mengutamakan perusahaan ini. Menurutnya, harapan ini akan mewakili seluruh pegawai yang haknya belum terpenuhi. “Saya berharap pemkot atau pemerintah pusat yang mempunyai anÂdil besar bisa merealisasikan subsidi bagi PDJT. Saya rasa para pegawai disini menÂginginkan hal yang sama,†kata Krisna.
Walaupun subsidi belum turun dari pemkot, Krisna mengaku tetap optimis untuk membenahi PDJT. Menurut KrisÂna, pihaknya bukanlah ‘superman’ akan tetapi harapan untuk memenuhi tiga inÂdikator utama dari walikota akan selalu menyala dalam benaknya.
“Saya tiÂdak mau kaÂlah sebelum berperang, saya tetap optimis PDJT dapat disehatÂkan, dikemÂbangkan dan mampu memberikan pelayanan publik yang baik kedeÂpannya, akan tetapi keseimÂbangan para pegawai yang mengelola juga perlu diperhatikan,†tambah Krisna, kemarin.
Selain berbagai macam renÂcana untuk membangun PDJT dipikirkan olehnya, Krisna juga seÂlalu berharap dan berdoa agar PDJT mampu diselamatkan dan dikemÂbangkan.
“Setiap saat saya pikirkan rencana untuk mengembangkan PDJT, tak lupa doa selalu saya curahkan. Saya berharap dukungan penuh dari Pemkot dan masyarakat Kota BoÂgor untuk membangun PDJT, hasil pelayanan yang baik akan saya deÂdikasikan penuh kepada masyarakat Kota Bogor,†pungkasnya. (*)