Sebagai warga keturunan Tionghoa, Sarwendah Tana merasa dirinya belum lengkap lantaran tak tahu budaya Cina dengan baik. Karena itulah, ia belajar bahasa Mandarin agar tidak benar-benar ‘buta’ dengan budaya leluhurnya.
Oleh : Latifa Fitria
[email protected]
Mama aku yang ngasih motivasi. Kan keturunan Tionghoa, masak nggak tahu budayanya. MiniÂmal bahasanya lah,†ujar Wenda belum lama ini.
Meski ada banyak tantangan saat belajar bahasa Mandarin, tapi Wenda tak mau menyerah begitu saja. Wenda pun mengaku kalau ia termasuk cepat belajar. “Bahasa Mandarin susah. Salah garis sudah beda arti. Dulu pertama kali aku sudah termasuk yang cepat. Tiga buÂlan, pertama kali masuk sudah termasuk yang loncat kelas,†lanjut Wenda.
Wenda pertama kali belajar baÂhasa Mandarin di Malaysia. Saat itu, ia adalah satu-satunya orang IndoÂnesia di antara peserta kursus, yang membuatnya dipandang sebelah mata. “Ceritanya, gurunya meng-underestimate. Dia bilang, nada aku jelek. Itu motivasi sampai akhÂirnya bisa,†lanjut wanita kelahiran 29 Agustus 1989 itu.
Dijelek-jelekkan guru membuat Wenda lebih termotivasi untuk beÂlajar. Ia juga sempat memberikan kursus dan juga jadi penerjemah bahasa Mandarin.
“Iya, dulu yang bisa (bahasa Mandarin) belum banyak. LumaÂyan gede lah. Sekarang dah banÂyak, jadi malas,†pungkasnya.
Wanita yang memiliki darah Jambi dari ayahnya Hendri Klow dan maÂmanya bernama Rospita Tyoa, juga sempat bercerita mengenai bisnis bulu mata yang di garapnya. Sejalan dengan aktivitasnya seÂbagai artis, ia meÂmilih bisnis bulu mata.
Bahkan ia mengaku suÂdah melakukan kerja sama dengan perusahaan terbesar di Asia dalam hal tata rias wajah.
Saat ini ia sudah menciptakan tren ala Wenda yang ia beri nama Ribbon Eyelash.
“Ribbon eyelash mengkombinasiÂkan bulu mata dengan pita yang bisa disesuaikan dengan busana, misal bajuÂnya merah pitanya merah, kalau kuning ya kuning dan sebagainya.
Itu agak menguras tenaga karena dijahit sendiri. Jadi aku yang desain, adik aku yang jahit karena dia desainer juga,†papar Wenda.
(Latifa Fitria/*)