Seperti rambut saja, walaupun gondrong tapi kalau bersih, ya tidak masalah
Oleh : Latifa Fitria
[email protected]
Mencukur rambut kemaluan adalah salah satu anjuran dalam suatu agama. Bahkan disarankan bahwa anjuran ini sebaiknya dilakukan secara rutin, yaitu setiap 40 hari sekali. Anjuran ini berlaku bagi pria maupun wanita. Ternyata, dibalik latar belakang tuntuÂnan agama, mencukur ramÂbut kemaluan yang dilakukan dengan cara yang tepat dapat memberikan beberapa manfaat dari sisi kesehatan.
Merawat bagian kemaluan termaÂsuk rambut-rambut halus di sekitarnya sangat penting dilakukan pria maupun wanita. Ada orang yang malas mencukur bulu rambut tapi ada juga yang sangat terobÂsesi mencukurnya karena ingin terlihat seksi dan sebagainya.
Pakar andrologi Prof Dr dr Nukman MoeÂloek mengakui bulu kemaluan memang tidak selamanya harus dicukur. “Kalau mau cukur ya tinggal cukur, kalau tidak juga tidak apa-apa. Yang penting usahakan tetap bersih,” kata Prof Nukman.
Menurut dia, umumnya pertumbuhan rambut akan terhenti setelah dua bulan. Jadi rambut kemaluan yang sudah gondrong tidak akan bertambah gondrong terus meski tidak dicukur.
Namun rambut kemaluan yang tidak dicuÂkur memang berisiko sebagai tempat berkemÂbangnya bakteri jika tidak dibersihkan denÂgan baik. Tapi jika dibersihkan dengan benar, bakteri tidak akan berkembang di sana. “SepÂerti rambut saja, walaupun gondrong tapi kaÂlau bersih, ya tidak masalah.” katanya.
Pisau cukur adalah senjata yang sangat populer yang menjadi pilihan untuk mengÂhilangkan rambut kemaluan. Bagi kebanÂyakan orang, teknik perawatan ini adalah solusi yang baik dibanding dengan teknik menggunting. Yang harus diperhatikan, meÂmangkas rambut kemaluan dengan pisau cukur sebaiknya dilakukan setelah membasaÂhinya dengan air hangat. “Sebelum dicukur, jangan lupa dibasahi dan diberi sabun dulu agar licin dan gampang mencukurnya,” ujar Prof Nukman.
Selain teknik mencukur dengan pisau cukur, teknik lainnya yang bisa digunakan adalah teknik elektrolisa, laser, waxing (lilin) atau menggunakan obat penghilang rambut.
Teknik elektrolisa bisa menghilangkan bulu kemaluan secara permanen hanya dalam satu kali perawatan, tapi harganya cukup maÂhal. Sedangkan teknik waxing tidak terlalu dianjurkan karena menimbulkan rasa sakit pada bagian alat kemaluan yang memang sanÂgat sensitif.
Mau dicukur atau tidak, yang pasti rambut kemaluan harus dijaga kebersihannya. “Yang jelas, semua yang ada pada diri manusia itu adalah pemberian Tuhan, jadi harus selalu diÂpelihara,” kata Prof Nukman
Sebagian orang mempertanyakan pentÂingnya praktik pencukuran ini, sebab dikaitÂkan dengan kejadian luka dan infeksi setelah mencukur, menghilangkan fungsi perlindunÂgan alat kelamin dari debu atau kotoran lain, hingga adanya pendapat bahwa hal ini mereÂpotkan dan tidak memberikan efek apapun.
Dengan mencukur rambut kemaluan, proses pembersihan produk kelenjar minyak dan keringat dapat dilakukan dengan semÂpurna. Bila produk kelenjar ini tersisa di area rambut, maka menyebabkan area tersebut lembab dan bakteri mudah berkembang biak (menyebabkan gatal, bengkak, kemerahan, dan lainnya). Memastikan rambut kemaluan tetap tipis akan mencegah bersarangnya tunÂgau atau kutu kelamin (jenis Phthirus pubis).
Cukup banyak manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dengan mencukur rambut kemaluan, disamping sekaligus menjalani anÂjuran agama bagi yang beragama Islam. Tidak perlu ragu untuk mencukur rambut kemaluÂan. Kebersihan sebagian dari iman, kebersiÂhan adalah kunci kesehatan.