BOGOR, Today – Gelaran Bogor Street Festival dalam rangka perayaan Cap Go Meh (CGM) yang rutin dilakukan kurang lebih 15 tahun belakanÂgan ini, menurut Walikota Bogor Bima Arya bukan hanya ritual kesenian atau performance. Kota BoÂgor memiliki modal kebersamaan yang luar biasa.
“Namun saya memaknai hal itu lebih dalam lagi. Persoalan sensitivitas etnis berdasarkan pengamatan saya hampir tidak ada, namun yang ada hanya keingiÂnan untuk lebih diperhatikan. Kita ingin identitas-idenÂtitas lokal dikembangkan dan diayomi,†jelas Bima.
Hanya, menurut Bima, tinggal bagaimana masyaraÂkat khususnya warga Kota Bogor dapat menangkap pesan itu. “Ini merupakan tugas kita bersama untuk menyampaikannya. Disamping itu, momen seperti ini dapat dimanfaatkan untuk menjaga keberagaman dan menguatkan kebersamaan,†tegasnya
Salah satu langkah yang diambil untuk melesÂtarikan budaya ini seperti pembangunan LawaÂng Suryakancana sebagai landmark Kota Pusaka. Alun-alun empang atau kampong arab, dan kampung tradisional sunda di kawasan R3 direncanakan menjadi proyek seÂlanjutnya. Saat ini unÂtuk mewujudkan rencana tersebut, sudah mulai dilakuÂkan penataan di kawasan R3. “Dengan ini diharapkan nantinya ketika orang menÂgunjungi Kota Bogor akan mendapatkan titik-titik atau destinasi yang berbeda, disamping destinasi yang sudah lebih dulu ada dan eksis,†beber Bima.
Hidup secara damai dan berdampingan menjadi nilai yang diutamakan Bima. Harapannya tidak lain agar orang yang datang ke Kota Bogor dapat melihat hal tersebut dan menyerap nilai kebersamaannya. “KetÂerpaduan kearifan lokal yang ada tidak hanya menghasilÂkan nilai dari segi pariwisata dan kesenian, namun hal yang terpentingdan utama adalah kebersamaan,†tegas Bima.
Sementara itu Ketua Panitia perayaan CGM Arifin himawan sepakat dengan pernyataan Bima. Menurutnya semangat gotong royong yang ada di Kota Bogor terasa sangat kuat.
“Selalu ada local wisdom, nilai, dan filosofi yang sangat luhur yang diturunkan dari generasi ke generasi. Setiap ritual atau seremoni pasti ada hal yang melatarbelakangi,†ungkapnya. Hal itulah, sambung Bima, yang membuat suatu perayaan dapat bertahan lama. “Terlepas dari keyakinan dan agaÂma, ini merupakan nilai-nilai yang baik,†ujarnya.
(Latifa Fitria)