BOGOR, TODAY – Dinas Perindustrian dan Perda­gangan (Disperindag) Kota Bogor memastikan harga sejumlah bahan pokok di tujuh pasar stabil hingga pertengahan Februari 2016 ini.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Man­gahit Sinaga menjelaskan, kondisi sembako saat ini terbilang masih stabil, hanya ada lima jenis yang mengalami penurunan.

“Setelah kita mengadakan operasi pasar tertu­tup dilakukan selama tiga pekan hingga saat ini, adanya penurun harga hanya terjadi untuk dag­ing sapi, cabai rawit, kentang, tomat sayur dan kol. Selebihnya masih stabil,” kata pria yang juga menjabat Ketua Badan Penyelisihan Sengketa Kon­sumen (BPSK) Kota Bogor kepada Bogor Today, Se­lasa (16/2/2016).

Namun, pernyataan Mangahit sedikit berbeda dengan temuan di lapangan. Dimana harga daging ayam pun mengalami penurunan di Pasar Anyar, dari sebelumnya Rp 42 ribu per kilogram menjadi Rp 33 ribu per kilogram. Harga ini sama dengan saat perayaan Natal dan malam pergantian baru.

Sedangkan daging sapi memiliki harga yang lu­mayan mahal Rp 115 ribu per kilogaram berbeda dengan tahun yang sebelumnya berkisar Rp 105 ribu per kilogram. Akibatnya daya beli masyarakat pun kian menurun.

BACA JUGA :  Punya Nangka Muda di Rumah? Mending Dibuat Ini

“Konteks stabil disini yang berarti harganya stabil tetapi masih ada yang tinggi contoh, dalam kestabilan beras seharusnya Rp 9.300 per liter dan sekarang masih Rp 9.500 per liter. Jadi dengan harga ini, bisa dikatakan stabil dan diperkirakan akan terjadi lagi penurunan pada harga beras kare­na panen sudah mulai terjadi, Jawa Tengah sudah panen beras,” tambah Mangahit.

Harga beras yang juga kerap mengikuti dengan harga yang bervariasi mulai dari Rp 7.800 hingga Rp13.500.

“Tahun ini naik, tapi tidak banyaklah kisaran Rp 500-800 per liter dan yang paling laris itu harga beras yang sedang yaitu Rp 8.800, kalau beras bi­asanya kan sesuai kualitas,” jelas Abul (40), pemilik toko beras di Pasar Anyar.

Musim penghujan kerap dijadikan faktor utama penyebab naiknya harga. Umumnya, cuaca dapat mempengaruhi kualitas cabai. Kendala pada trans­portasi maka lebih mengutamakan orang penye­brangan sehingga suplay distribusinya terhambat dan yang terakhir musim libur pun ikut dalam pe­nyumbatan distribusi.

BACA JUGA :  Kcewa dengan Wasit, STY Sebut Laga Timnas Indonesia vs Qatar Seperti PertunjukanKomedi

Harga cabai merah melonjak terjadi pada awal tahun dengan jumlah Rp 55 ribu per kilogram na­mun, cabai merah masih stabil dengan harga Rp 20 ribu per kilogram dibanding sebelumnya. Dan kini penurunan pada cabai rawit menginjak Rp 20 per kilogram dari harga Rp 30 ribu per kilogram.

“Cabai itu bagaimana musimnya, ya kalo hujan begini kan rontok jadi mahal, istilahnya gagal pan­en lah,” ucap Erif (40) penjual sembako di Pasar Anyar.

Bawang putih yang sebelumnya berharga Rp14.000 kini menjadi Rp 28 ribu per kilo­gram dan bawang merah sebaliknya mengal­ami penurunan yang pada awalnya berharga Rp 40 ribu per kilogram menjadi Rp 20 ribu per kilogram.

“Sekarang serba mahal, meskipun ada sebagian yang turun, tapi biasanya beli dua kilogram cabai sekarang hanya mampu membeli satu kilogram saja dan itupun cabainya kurang bagus dimaklumi si, mungkin karena hujan kali,” ungkap Eli (35) pembeli di Pasar Anyar.

(Dina/mgg)

============================================================
============================================================
============================================================