biodata-menteri-keuangan-bambang-brodjonegoroJAKARTA, TODAY — Sepanjang Januari 2016, total utang pemerintah mencapai Rp 3.220,98 triliun. Naik dari bu­lan sebelumnya, yaitu Rp 3.098,64 triliun. Membengkaknya utang ini membuat Pemerin­tah Jokowi-JK berencana memangkas APBN 2016.

Mengutip data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Ke­menterian Keuangan, Senin (22/2/2016), total

 pembayaran cicilan utang pemer­intah sepanjang Januari 2016 adalah Rp 47,448 triliun, atau 9,88% dari pagu, atau yang dialo­kasikan di APBN.

Pembayaran pokok utang pada periode itu mencapai Rp 29,304 triliun, terdiri dari pokok pinjaman Rp 3,624 triliun atau 5,23% dari pagu APBN. Kemudian pembayaran pokok Surat Berharga Negara (SBN) Rp 25,68 triliun atau 11,36% dari pagu APBN.

Sementara untuk pembayaran bunga utang, pada periode itu adalah Rp 18,144 triliun atau 9,81% dari pagu APBN.

Pembayaran bunga pinjaman sepanjang periode itu adalah Rp 838 miliar (5,1% dari pagu APBN). Sementara untuk SBN, bunga yang dibayar tercatat Rp 17,305 triliun (10,29% dari pagu APBN).

Secara bilateral, Jepang, Pran­cis, dan Jerman masih menjadi kreditur terbesar utang Indonesia. Sementara secara multilateral, In­donesia masih meminjam kepada Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB), dan Bank Pembangu­nan Islam (IDB).

Berikut adalah pemberi pinja­man bilateral dan multirateral ter­besar buat Indonesia, seperti di­kutip dari data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementeri­an Keuangan, Senin (22/2/2016).

  1. Islamic Development Bank (IDB)

Per Januari 2016, utang pemerintah Indonesia ke IDB men­capai Rp 8,79 triliun, turun dari bulan sebelumnya Rp 8,88 triliun. Persentasenya adalah 1,1% dari total utang luar negeri Indonesia.5. Jerman

BACA JUGA :  Pj Gubernur Jawa Barat Pimpin Upacara Hardiknas di Kota Bogor

Hingga Januari 2016, utang pemerintah Indonesia ke Jerman mencapai Rp 22,28 triliun, naik dari bulan sebelumnya Rp 22,1 triliun. Ini adalah 2,9% dari total utang luar negeri pemerintah pusat.4. Prancis

Sampai Januari 2016, utang Indonesia ke Prancis mencapai Rp 26,83 triliun. Naik dari bulan sebelumnya Rp 26,22 triliun. Jum­lah tersebut adalah 3,4% dari to­tal utang luar negeri pemerintah pusat3. Bank Pembangunan Asia (ADB)

Utang dari ADB per Januari 2016 adalah Rp 127,07 triliun, naik dari bulan sebelumnya Rp 126,83 triliun. Jumlah ini adalah 16,7% dari total utang luar negeri pemer­intah pusat.

  1. Jepang

Negeri Matahari Terbit men­empati posisi sebagai kreditur terbesar nomor 2 ke pemerintah Indonesia. Per Januari 2016, utang pemerintah Indonesia ke Jepang mencapai Rp 219,35 triliun, naik dari bulan sebelumnya Rp 213,31 triliun.

Utang tersebut mencapai 28,1% dari total pinjaman.

  1. Bank Dunia

Bank Dunia saat ini menjadi pemberi utang luar negeri terbe­sar ke pemerintah Indonesia. Jum­lahnya hingga akhir Januari 2016 mencapai Rp 223,41 triliun, naik dari bulan sebelumnya Rp 221,51 triliun. Utang Indonesia ke Bank Dunia mencapai 29,4% dari total utang luar negeri pemerintah.

Selain 6 besar ini, Indonesia juga memiliki utang luar negeri ke negara ini:

Korea Selatan Rp 19,85 triliun

China Rp 12,57 triliun

Amerika Serikat (AS) Rp 11,36 triliun

BACA JUGA :  Asa Timnas Indonesia Melaju ke Olimpiade Paris 2024

Australia Rp 7,86 triliun

Spanyol Rp 4,03 triliun

Rusia Rp 3,88 triliun

Inggris Rp 3,53 triliun

Sebagian besar utang pemer­intah adalah dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN). Sampai akhir Januari 2016, nilai pener­bitan SBN mencapai Rp 2.459,34 triliun, naik dari akhir 2015 yang sebesar Rp 2.346,73 triliun. Se­mentara itu, pinjaman (baik bilat­eral maupun multilateral) tercatat Rp 761,64 triliun, naik dari bulan sebelumnya Rp 751,92 triliun.

Berikut perkembangan utang pemerintah pusat dan rasionya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sejak tahun 2000:

2000: Rp 1.234,28 triliun (89%)

2001: Rp 1.273,18 triliun (77%)

2002: Rp 1.225,15 triliun (67%)

2003: Rp 1.232,5 triliun (61%)

2004: Rp 1.299,5 triliun (57%)

2005: Rp 1.313,5 triliun (47%)

2006: Rp 1.302,16 triliun (39%)

2007: Rp 1.389,41 triliun (35%)

2008: Rp 1.636,74 triliun (33%)

2009: Rp 1.590,66 triliun (28%)

2010: Rp 1.676,15 triliun (26%)

2011: Rp 1.803,49 triliun (25%)

2012: Rp 1.975,42 triliun (27,3%)

2013: Rp 2.371,39 triliun (28,7%)

2014: Rp 2.604,93 triliun (25,9%)

2015: Rp 3.098,64 triliun (26,8%)

APBN Dipangkas

Kondisi situasional keuangan negara yang semakin kritis inilah yang kemungkinan berdampak pada pemangkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Pun sejauh ini, APBN 2016 sudah ditetapkan sebesar Rp 2.095,7 triliun. Kondisi ini dinilai tidak relevan sampai dengan akhir tahun nanti. Belanja negara diper­kirakan harus dipotong sekitar Rp 290 triliun. “

(Yuska Apitya Aji)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================