HLKeinginan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk melebarkan pasar Bus Transjakarta hingga Bogor, Cianjur dan Sukabumi, menemui ganjalan. Bupati dan Walikota Bogor hingga kini belum bersedia meneken permohonan kerjasama dengan pengelola Transjakarta. Kenapa?

Oleh : RISHAD NOVIANSYAH | YUSKA APITYA AJI
[email protected]

Walikota Bo­gor Bima Arya men­gaku, wa­cana ini su­dah lama digembor-gemborkan Transjakarta. “Mereka memang sudah bertemu saya untuk mem­bahas trayek yang masuk ke Bo­gor, namun belum menyepakati kerjasama tersebut,” ujar Bima Arya, Jumat (4/3/2016).

Dia meminta agar Transja­karta melakukan komunikasi lebih dahulu ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Otoritas Transportasi Jabode­tabek. “Ssaya minta dikaji dulu dengan tim di Bogor, mereka ingin nyambung dengan Bus Transpakuan,” katanya.

Reaksi senada dilontarkan Bupati Bogor Nurhayanti yang mengaku, rencana ini perlu dimatangkan agar bus dan an­gkot yang melintasi wilayah Ka­bupten Bogor tidak terganggu. “Teknisnya seperti apa, belum ada pembahasan lebih rinci, apalagi wilayah Kabupaten Bo­gor sudah dilayani Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB),” katanya.

BACA JUGA :  Jadwal SIM Keliling, Selasa 23 April 2024 di Kota Bogor

Terpisah Direktur Perenca­naan dan Pengembangan, Badan Otoritas Transportasi Jabodeta­bek Kemenhub, Suharto men­gakui rencana masuknya Tran­sjakarta ke Bogor. Namun, dia belum bisa memastikan nantinya jurusan terakhir yang masuk ke Bogor. “Memang perlu pengka­jian lebih khusus, seperti tempat pemberhentiannya,” ujar mantan Kepala DLLAJ Kota Bogor ini.

Pihaknya bersama Ditjen Perhubungan Darat, masih mengkajinya, setelah itu akan diserahkan ke Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (BPTJ). “Saat ini masih dalam ka­jian Ditjen Perhubungan Darat,” katanya Suharto.

Terpisah, Ahok mengatakan, pihaknya memang mempriori­taskan tiga kota mitra sebagai perluasan rute transjakarta. “Kami utamakan (perluasan rute transjakarta) ke Tangerang, Bekasi, dan Depok dulu,” kata Basuki, di kantornya, kemarin.

Setelah itu, barulah Pemer­intah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memperpanjang rute transjakarta hingga Bogor dan Cianjur. Intinya, Basuki meng­inginkan warga mulai mening­galkan kendaraan pribadi mer­eka. Kemudian, warga-warga yang tinggal di kota mitra lebih memilih menggunakan transja­karta menuju tempat kerjanya di Jakarta.

BACA JUGA :  Cemilan Lezat ala Rumahan, Ini Dia Resep Donat Panggang Oreo Kesukaan Anak

“Kami pengin orang yang naik kendaraan pribadi merasa naik bus lebih murah, lebih aman, lebih nyaman. Itu saja. Kalau enggak kan, 3 juta kenda­raan masuk Jakarta tiap pagi,” kata Basuki.

Bus transjakarta yang bertarif Rp 3.500 ini nantinya akan melay­ani wilayah lain, bahkan sampai Cianjur, Jawa Barat. Keputusan itu tertuang dalam penandatan­ganan kerja sama yang dilakukan antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Badan Kerja Sama Pembangunan (BKSP) Jakarta- Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi- Cianjur (Jabodetabekjur), akhir Januari lalu.

Kepala Dinas Perhubun­gan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah me­nyatakan kesiapannya untuk memberikan public service obligation (PSO) untuk pelay­anan hingga ke daerah. Mes­ki demikian, semua trans­portasi itu tetap di bawah kendali PT Transjakarta.

“Apalagi BKSP ini berfungsi mempermudah segala birokrasi. Yang terpenting kebutuhan ma­syarakat bisa terlayani dengan baik,” kata Andri dalam rapat koordinasi di Kantor Gubernur DKI Jakarta, kemarin siang.

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================