Untitled-14JUARA atau tidak, Leicester City lah yang menentukan. Liga Primer Inggris hanya menyisakan tujuh laga. Kemenangan 1-0 atas Crystal Palace, Sabtu (19/3/2019) malam WIB, tak bisa ditampik manajer Claudio Ranieri jika The Foxes kian dengan dengan titel juara musim ini.

RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]

Ranieri memang selalu menghindar jika ditanya kans menjadi juara. Tapi usai laga kontra Palace, pria Italia itu harus mengakui jika timnya harus fokus untuk mencapai titik tertinggi kancah sepakbola Inggris.

“Entahlah, pernyataan ini penting atau tidak. Tapi, seka­rang segalanya ada di tangan kami. Terus menekan dan tidak memedulikan hasil pertand­ingan rival adalah keharusan. Karena nasib kami tidak diten­tukan tim lain,” tukas Ranieri di markas Palace, Selhust Park.

Hingga berita ini diturunk­an, The Foxes masih unggul delapan angka dari Tottenham Hotspur di peringkat dua. Mes­ki begitu, Ranieri masih beru­saha merendah dengan men­gatakan kompetisi Eropa, baik Liga Europa dan Liga Champi­ons merupakan target sesung­guhnya.

“Jika ada tim lain yang berhasil melewati kami, maka saya ucapkan selamat, mereka adalah sang juara. Tetapi saya selalu ingat bahwa target kami di awal musim adalah tetap bertahan di Liga Primer,” sam­bungnya.

“Kami adalah Leicester, kami harus bertarung setiap laga. Kini kami sudah pasti berada di Liga Europa musim depan dan sangat dekat untuk memastikan diri tampil di Liga Champions. Fans kami terus bernyanyi, ini sunguh fantastis. Tetapi kami tetap fokus. Apa pun bisa terjadi di tujuh laga tersisa,” tegas The Tinkerman.

BACA JUGA :  Sekda Burhanudin Ingatkan Jajaran Diskop UKM Untuk Bekerja Superteam

Bagi kapten The Foxes, Wes Morgan, gol tunggal Riyad Mahrez di Selhust Park mem­buktikan jika mereka pantas untuk titel juara. “Kami berka­li-kali dikurung hari ini, kami harus banyak bertahan, dan tim kami tampil fantastis hari ini. Mencatat clean sheet sep­erti halnya mencetak gol bagi saya dan itulah yang penting,” ujar kapten Leicester, Wes Morgan, yang dikutip BBC.

Leicester masih punya tu­juh pertandingan sisa. Mereka masih ha­rus meng­hadapi Manches­ter United dan Chelsea di kandang lawan pada bulan Mei men­datang. “Kami bisa merasakan akhir yang sudah dekat, tapi jalan kami masih akan berliku, jadi kami ingin tetap fokus,” kata Morgan.

Kemenangan ini membuat Leicester mengoleksi 66 poin dari 31 laga, unggul delapan poin dari Tottenham yang baru 30 kali main. Dengan tujuh laga sisa, Leicester hanya bu­tuh enam kemenangan untuk memastikan gelar juara.

Riyad Mahrez tak mau ses­umbar terkait peluang timnya memenangi liga musim ini. Pemain berpaspor Aljazair lebih memilih fokus menjalani sisa pertandingan musim ini ketimbang berbicara peluang mengangkat trofi.

Meski unggul jauh luma­yan jauh dari Spurs, peluang Leicester menjadi kampiun belum sepenuhnya terbuka. Selain Tottenham yang memi­liki satu pertandingan lebih sedikit, lawan-lawan berat juga masih harus dihadapi Jamie Vardy dan kawan-kawan.

Empat dari tujuh pertand­ingan sisa dapat dikat­egori­kan laga berat. Sebab Leicester harus berha­dapan den­gan West Ham United yang saat ini men­duduki posisi lima, klub penuh kejutan, Everton dan dua klub top Liga Primer, Man­chester United dan Chelsea. Karena itu wajar Mahrez tidak sesumbar terkait peluang tim­nya menjadi kampiun musim ini.

BACA JUGA :  Obat Alami Sesak Napas yang Bisa Dicoba di Rumah, Ini Dia Caranya

“Kami adalah tim solid dan kami memiliki banyak peluang mencetak gol di laga kontra Palace. Kami harus mempertahankan permainan seperti ini,” jelas Mahrez men­gutip dari BBC Sport, Minggu (20/3/2016).

“Namun, kami masih me­miliki tujuh pertandingan ter­sisa. Musim masih panjang dan kami harus menjaga fokus dan lihat apa yang bisa kami laku­kan,” urai mantan pemain Le Havre itu.

Klub Terakhir The Tinker­man

Nama Ranieri memang tak bisa dilepaskan dari kehebatan Leicester musim ini. Ia mam­pun memoles Jamie Vardy dan Riyad Mahrez menjadi sangat menakutkan musim ini. Ia sep­erti ditakdirkan menjadi peny­elamat bagi The Foxes.

Sejak menangani tim ber­logo rubah itu, dia mampu membawa timnya lepas dari jurang degradasi dan kini, mereka hanya kurang dari dua bulan bakal dipastikan sebagai juara. Ranieri pun ingin Leices­ter menjadi klub terakhir yang dibesutnya.

Mantan pelatih Chelsea ini menambahkan, dirinya merasa bahwa ini akan menjadi klub terakhirnya dan berharap pi­hak klub dapat memberinya kontrak jangka panjang enam ataupun tujuh tahun agar bisa terus di Leicester City.

Ranieri menganggap dia adalah orang yang beruntung karena bisa mengerjakan apa­pun yang disukainya selama hampir 30 tahun lamanya. Ra­nieri pun menambahkan bah­wa dirinya saat ini menikmati passion terbesarnya sebagai pelatih. (*/Net)

============================================================
============================================================
============================================================