-1x-1MENTERI Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro, meng­inginkan agar daerah dapat lebih berkontribusi dalam me­numbuhkan perekonomian nasional melalui penggunaan ang­garan pendapatan belanja daerah (APBD)

Oleh : Winda Herviana
[email protected]

Bambang dalam acara penan­datanganan kesepakatan koor­dinasi pengembangan ekonomi dan keuangan daerah bersama Menteri Dalam Negeri ,Tjahjo Kumolo dan Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus DW Martowardojo, menyinggung penyerapan APBD yang belum optimal terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Kita melihat bagaimana penyera­pan APBD punya makna sejauh mana penyerapannya berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah,” kata Bambang, di Gedung Perkantoran BI, Jakarta Pusat, Jumat (22/4/2016).

Dirinya menyoroti dana daerah yang banyak menganggur (idle) di per­bankan dan baru digunakan ketika mendekati tutup buku di akhir tahun. Menurut dia, perbaikan pertumbuhan ekonomi di kuartal terakhir tahun lalu salah satunya disumbang dari penyera­pan dana idle meningkat selama satu bulan terakhir.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Kontra Korea Selatan di 8 Besar Piala Asia U-23

Tercatat pada data akhir November, dana idle yang ada di perbankan terhi­tung Rp 240 triliun. Kemudian pada akh­ir Desember, dana tersebut menyusut menjadi sekitar Rp 100 triliun. Artinya ada penyerapan Rp 140 triliun di daerah selama satu bulan terakhir. Penyerapan tersebut, dipandang Bambang sangat berdampak pada pertumbuhan ekono­mi. Menurut Bambang, sisa Rp 100 tril­iun masih merupakan angka yang besar dan memiliki kontribusi 0,9 persen pada pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Jika dibagi pada 34 provinsi di In­donesia, maka rata-rata setiap provinsi akan mendapat Rp 3 triliun.

BACA JUGA :  Dijamin Nambah Napsu Makan, Ini Dia Resep Sambal Cumi Asin dan Petai yang Lezat dan Sedap

Tidak hanya itu, jika ditambah den­gan transfer daerah tahun ini dialokasi­kan sebesar Rp 770 triliun dalam APBN serta pendapatan asli daerah (PAD) dari pajak kendaraan bermotor dan juga pa­jak hotel maka anggaran di daerah akan semakin besar.

“Poinnya adalah dana tersebut san­gat berpengaruh terhadap perekono­mian nasional. kita ingin pertumbuhan ekonomi ke depan di-drive dari daerah. Kita ingin daerah-daerah yang jadi sum­ber pertumbuhan kita. Maka kita ha­rus mengkritisi rendahnya penyerapan APBD,” jelas dia.

Bambang menambahkan, dengan transfer daerah yang diperbesar, per­anan APBD yang makin optimal, maka akan mengurangi beban pemerintah pusat. (net)

============================================================
============================================================
============================================================