GAS ELPIJI tiga kilogram atau yang sering disebut dengan gas melon saat ini terbilang langka di Kota Bogor. Pasalnya, sebagian warga di Kelurahan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan dan Kelurahan Harjasari, Kecamatan Bogor Selatan mengeluhkan hal ini.
Oleh : Abdul Kadir Basalamah
[email protected]
Salah seorang warga Kelurahan Muara Sari, Kecamatan Bogor Selatan, BuÂdiman Napitupulu (26) mengaku sudah hampir tiga hari, baik di warung mauÂpun pengecer bersubsidi tak menjual gas Elpiji 3 kilogram, sehingga saat ini masyarakat disekitarnya mengalami kesuÂlitan untuk memasak. “Tidak ada yang memiliki stok gas saat ini, warga setempat pun mengalami kesulitan jika inÂgin memasak,†ujarnya.
Hal senada dikatakan oleh Deden Wijaya, Kelurahan HarÂjasari, Kecamatan Bogor SeÂlatan, Kota Bogor. Ia mengaku bahwa sudah hampir sepekan ini gas melon langka dan tidak ada di pasaran. “Saya sampai mencari ke Ciawi, tetapi gas tidak ada. Katanya pasokan dari agennya belum dikirim, jadi mau tidak mau gas di warung-warung pun ikut koÂsong,†akunya.
Sementara itu, pemilik waÂrung yang tinggal di MuarasaÂri, Marni mengatakan, sudah tiga hari stok gas habis dan belum dikirim lagi oleh peÂmasok. Biasanya setiap tiga hari sekali dikirim, tapi sekaÂrang sudah empat hari belum ada pengiriman lagi. “Kita tidak tahu macetnya dimana, karena udah empat hari ini belum ada pasokan pengiriÂman gas,†jelasnya.
Langkanya gas bersubÂsidi bukan hanya terjadi di warung-warung maupun pengecer yang ada di perkamÂpungan saja, beberapa SPBU 34-1605 yang berlokasi di Jalan Raya Tajur pun menÂgalami hal serupa. Saat ditÂanya terkait langkanya gas 3 kilogram, salah satu petugas SPBU mengatakan, sudah tiga hari belakangan ini gas tidak tersedia. Banyak warga yang bolak balik bertanya, apakah stok gas sudah tersedia atau belum. “Hingga saat ini, kami belum menerima kiriman gas 3 kilogram kembali,†ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan PerdaÂgangan (Disperindag) Kota Bogor, Bambang Budianto membenarkan bahwa telah terjadi kelangkaan gas Elpiji berukuran 3 kilogram disÂejumlah wilayah. Hal tersebut terjadi karena adanya perÂmainan dari para agen-agen penyumpai gas bersubsisi.
“Kami akan segera berÂtidak tegas terhadap agen yang melakukan permainan pasokan gas, sehingga samÂpai merugikan masyarakat. Saat ini, Disperindag sudah berkoordinasi dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH MIGAS) Kota Bogor dan kita akan segera mengecek semua agen-agen penyuplai gas di Kota BoÂgor. Memang ada sejumlah wilayah yang mengalami kelangkaan gas dan kita akan segera melakukan tinÂdakan,†kata Bambang BudiÂanto.
Ia juga menegaskan buÂkan hanya sulitnya warga unÂtuk mendapatkan gas, tetapi dalam situasi seperti ini selalu ada pihak-pihak yang memanÂfaatkan dengan menaikan harga gas yang tidak wajar. “Ada juga laporan warga kaÂtanya harga gas naik sampai Rp 19 ribu per tabung. Kita akan tindak tegas dan melakuÂkan investigasi kelapangan,†pungkas Bambang Budianto. (Abdul Kadir Basalamah)