MANILA TODAY – Sepuluh dari 14 WNI yang disandera oleh kelompok bajak laut Abu Sayyaf dikabarkan telah dibebaskan. Kepolisian Nasion­al Filipina (PNP) menyatakan, sepu­luh Warga Negara Indonesia dibebas­kan dari penyanderaan Abu Sayyaf di Jolo, Sulu, Minggu(1/5/2016).

Kepala Polisi Sulu, Inspektur Wil­fredo Cayat, telah mengonfirmasi soal berita pembebasan ini. “Kami diberitahu ada orang-orang tak dike­nal yang membawa sandera asal In­donesia di depan rumah Gubernur Sulu (Abdusakur) Toto Tan (II),” kata Cayat seperti dilaporkan media asal Filipina, Minggu (1/5/2016).

Menurut Cayat, informasi men­genai pembebasan sandera dikabar­kan oleh Gubernur Sulu yang menel­pon dirinya. “Kami sekarang sedang mempersiapkan membawa 10 WNI ini ke Zamboanga dan menyerahkan ke pejabat konsulat,” kata Cayat.

Sepuluh orang WNI yang disan­dera merupakan awak kapal tong­kang Anand 12 dan Brahma 12 yang membawa 7 ribu ton batu bara dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menuju Filipina. Kapal itu bertolak pada 15 Maret dan kemudian dibajak Abu Sayyaf di perairan Sulu pada 27 Maret lalu. Selain itu, empat orang lainnya juga disandera pada 15 April lalu. Mereka adalah awak kapal tun­da TB Henry dan kapal tongkang Crista yang dibajak dalam perjalanan dari Cebu, Filipina, menuju Tarakan, Kalimantan Utara.

Untuk sandera asal Indonesia, pemerintah telah menegaskan tebu­san merupakan urusan perusahaan pemilik kapal tempat mereka beker­ja. Disebutkan, tebusan yang diminta adalah senilai 50 juta peso atau seta­ra dengan Rp15 miliar.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan secara resmi kebe­basan 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina.

Jokowi usai menerima laporan dari Menteri Luar Negeri (Menlu) Ret­no LP Marsudi mengaku bersyukur atas kebebasan warga negaranya yang sudah diculik sejak 26 Maret 2016.

“Puji syukur ke hadirat Allah, akhirnya 10 ABK WNI yang disandera kelompok bersenjata sejak 26 Maret 2016 yang lalu, saat ini telah dapat di­bebaskan,” kata Jokowi di Istana Ke­presidenan Bogor, Minggu (1/5/2016).

Lanjut Jokowi, para WNI tersebut akan diberangkatkan dari Zambo­anga, Mindanau, Filipina menuju Ja­karta. Para WNI tersebut akan tiba di Tanah Air tengah malam ini.

“Possisi detik ini, akan diberang­katkan dari Zamboanga menuju Ja­karta dan diperkirakan tengah malam akan telah smpai di Jakarta,” tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordina­tor Bidang Politik, Hukum dan Ke­amanan Luhut Binsar Pandjaitan, sebelumnya, menegaskan, pemerin­tah tidak setuju dengan permintaan tebusan yang diajukan Abu Sayyaf. “Mengenai tebusan, saya juga eng­gak setuju. Tapi kalau perusahaan mau negosiasi sana, itu urusan dia. Itu kan pegawai dia,” kata Luhut.

Dia menambakan, jika perusa­haan tidak mengurus pembayaran tebusan, keluarga yang tersandera akan menagih perusahaan untuk bertanggung jawab. “Biarkan mer­eka bernegosiasi, itu urusan dia. Pemerintah Indonesia tidak terlibat dalam bayar-membayar itu,” tandas­nya.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================