Untitled-15BANDUNG TODAY – Selama April 2016, Jawa Barat mengalami defla­si. Pemicunya, adalah penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif listrik.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat merilis data pada April 2016 Jabar mengalami deflasi sebesar 0,37%. Angka tersebut lebih rendah dari angka deflasi nasional yang mencapai 0,45%.

Indeks Harga Komsumen (IHK) Gabungan yang meliputi 7 kota, yaitu Kota Bogor, Sukabumi, Bandung, Cirebon, Bekasi, Depok, dan Tasikmalaya mengalami penurunan dari 121,77 di Maret 2016 menjadi 121,32 di April 2016.

Dari tujuh kelompok pengeluaran, yang mengalami deflasi terbesar yaitu kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuan­gan sebesar 1,45%. “Penuruhan harga BBM, kemudian TDL juga, itu yang membuat ke­lompok transportasi memicu deflasi kali ini,” kata Kepala BPS Jabar Bachdi Ruswana di Ge­dung BPS Provinsi Jabar, Selasa (2/5/2016).

Bachdi menjelaskan, sub kelompok yang mengalami deflasi tertinggi untuk kelom­pok pengeluaran ini, yaitu sebesar 2,22%. Komoditi yang mengalami penurunan pada sub kelompok transport yaitu bensin, solar, angkutan dalam kota, dan tarif taksi.

BACA JUGA :  Menu Tanggal Tua, Kacang Panjang Tumis Telur yang Murah dan Praktis

Sementara itu, ada pula kelompok ba­han makanan sebesar 0,56%, Kelompok Perumahan, Air kemudian Listrik, Gas dan Bahan Bakar sebesar 0,16%. Beberapa ke­lompok pengeluaran lain mengalami inflasi yaitu jenis makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,26%, kelompok sandang sebesar 0,21% dan kelompok kes­ehatan sebesar 0,01% dan kelompok pendi­dikan, rekreasi olahraga sebesar 0,00%.

Dari tujuh kota pantauan, IHK di Jawa Barat April 2016 seluruhnya mengalami de­flasi yaitu Kota Bogor sebesar 0,33%, Suka­bumi 0,50%, Bandung sebesar 0,17%, Kota Cirebon sebesar 0,14%, Kota Bekasi sebesar 0,61%, Kota Depok sebesar 0,36% dan Kota Tasikmalaya sebesar 0,32%.

Sementara itu, Nilai Tukar Petani (NTP) Jabar pada April ini juga turun sebesar 1,10% atau 104,67. Dibandingkan NTP Ma­ret 2016 yang tercatat sebesar 105,84. Hal ini disebabkan oleh Indeks Harga Diterima Petani (IT) mengalami penurunan sebesar 1,34% lebih tinggi jika dibandingkan dengan penurunan Indeks Harga Dibayar Petani (IB) yang turun sebesar 0,24%.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Selasa 16 April 2024

April 2016, penurunan NTP hanya ter­jadi pada subsektor Tanaman Pangan yang mengalami penurunan sebesar 3,91%. Sementara empat subsektor lainnya men­galami kenaikan NTP yaitu NTP subsektor Holtikultura naik 2,15% dari 107,09 menjadi 109,40.

NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat, naik 0,71% dari 96,41 menjadi 97,10. NTP Subesektor Perikanan naik 0,24% dari 98,13 menjadi 98,37 dan NTP Subsektor Peternakan naik 0,01 persen den­gan angka NTP relatif stabil di angka 111,14. “Di daerah pedesaan Jabar pada April 2016 terjadi deflasi sebesar 0,36%,” ujarnya.

Bachdi juga menjelaskan, April 2016 harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) ditingkat petani Jawa Barat sebesar Rp4.250,33 per kilogram atau turun sebe­sar 15,35% dibandingkan harga GKP Ma­ret 2016 yang tercatat sebesar Rp5.021,19 demikian juga Gabah Kering Giling (GKG) di Tingkat Petani mengalami penurunan harga sebesar 10,05% dari Rp5.727,94 menjadi Rp5.152,00 per kilogram serta Gabah Kuali­tas Rendah turun 4,09% dari Rp3.922,80 menjadi Rp3.762,19 per kilogram.

(Yuska Apitya Aji)

============================================================
============================================================
============================================================