ranieri-gettyLEICESTER– Usai mengarak trofi juara Liga Primer Inggris keliling kota Leicester, Mana­jer the Foxes, Claudio Ranieri kembali diganjar sebagai Mana­jer Terbaik Liga Inggris musim 2015/2016. Karena sukses men­gantarkan Jamie Vardy cs finis pertama di Liga Inggris.

Menjadi langganan posisi juru kunci musim lalu, The Fox­es terus berada di papan atas klasemen musim ini sebelum akhirnya menuntaskan musim dengan keunggulan 10 poin dari Arsenal di urutan dua.

Pada Selasa (17/5/2016) ke­marin waktu setempat, Ranieri terpilih sebagai manajer ter­baik Premier League musim 2015/2016. Penghargaan terse­but diberikan oleh koleganya sesama manajer yang terkumpul dalam League Managers Asso­ciation (LMA).

Dalam perjalanannya men­gantar Leicester menjuarai Liga Inggris, Ranieri tiga kali terpilih sebagai manajer bulanan ter­baik. Atas penghargaan yang di­dapatnya di akhir musim ini, Ra­nieri menjadi orang non-British kedua yang memenanginya.

BACA JUGA :  Menu Makan Siang dengan Sayap Ayam Goreng Saus Asam Pedas yang Lezat dan Nikmat

Sebelumnya, Arsene Wenger menjadi satu-satunya manajer non-British yang pernah merai­hnya di 2002 dan 2004.

Penghargaan dari LMA ini menambah gelar manajer ter­baik yang sudah didapat Ran­ieri musim ini. Bulan lalu dia dipilih sebagai Pelatih Terbaik Italia di tanah kelahirannya, se­lain itu dia juga sudah mendapat penghargaan Barclays Premier League Manager of The Year.

Tahun lalu, manajer terbaik pilihan LMA jatuh pada Eddie Howe, yang mengantar Bour­nemouth promosi ke Premier League. Howe mengalahkan Jose Mourinho yang di tahun itu memberi Chelsea titel Pre­mier League.

Chelsea Terburuk

Jika Ranieri menjadi mana­jer terbaik, Chelsea justru me­rengkuh predikat tim juara ber­tahan terburuk sepanjang era Liga Primer Inggris. Musim ini The Blues memang terjun be­bas dengan hanya finis di per­ingkat 10.

Dari menjuarai liga pada Mei 2015, Chelsea gagal memper­tahankan trofi Piala Liga Inggris usai terdepak di bulan Oktober. Setelahnya, manajer kesayangan publik Stamford Bridge, Jose Mourinho dipecat pada akhir tahun yang diikuti dengan elimi­nasi Chelsea di Liga Champions dan Piala FA di bulan Maret.

BACA JUGA :  Penemuan Mayat Tersangkut Tumpukan Kayu di Sungai Dalu Dalu Batubara

Periode suram itu ditutup dengan hasil seri 1-1 melawan sang juara Leicester City, akhir pekan lalu. Satu angka yang di­kantongi memastikan Chelsea mengakhiri musim ini dengan perolehan 50 danfinis teren­dah sejak 1995-96 saat mereka nangkring di urutan 11.

Selama ini, ‘Si Biru’ tidak pernah keluar dari enam be­sar dan hanya sekali gagal finis empat besar (posisi enam di 2011/2012) dalam 13 musim.

Dikutip dari Standard.co.uk, Chelsea menjadi tim dengan usaha mempertahank­an titel juara yang terburuk me­lewati Blackburn Rovers pada 1995-96 (finis ketujuh) dan Man­chester United pada 2013-14 (fi­nis ketujuh). (Rishad/Net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================