lembagapenjaminsimpanan(lps)menaikkansukubungasebesar25basispoin_fotoabdulmalikmsn_content_299JAKARTA, Today – Sejak awal tahun sampai saat ini, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sudah menutup lima Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Penutupan ini ra­ta-rata karena adanya penipuan yang dilakukan oleh pemilik dan manajemen.

Demikian disampaikan oleh Kepala LPS Fauzi Ichsan. “Kami sudah menutup sekitar 5 BPR sejak awal tahun. Ada 1.800 BPR jadi wajar saja jika kami menu­tup 5 BPR sejak awal tahun ini. Rata-rata karena fraud oleh pe­milik atau manajemen BPR,” jelas Fauzi.

Pada kesempatan itu Fauzi mengatakan, kondisi perbankan nasional masih sehat. Rasio kecu­kupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan dalam neg­eri berada di tingkat 21 persen. “Salah satu yang tertinggi di du­nia dan tertinggi di sejarah Indo­nesia,” imbuh Fauzi.

BACA JUGA :  Jelang Purna Tugas, Sekda Burhanudin Titip Pesan Agar ASN Selalu Kerja Sinergi Bangun Kabupaten Bogor

Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) me­mang ada kenaikan menjadi 2,8 persen (gross), namun ini ma­sih relatif rendah. “Ka­lau kita melihat dari indikator makronya, nett interest margin, selisih suku bunga de­posito atau simpanan, dan suku bunga kredit masih di kisaran 5 persen itu juga masih yang terbaik di Asia dan dunia,” ungkap Fauzi.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Selasa 30 April 2024

Dia menambah­kan, return of equity perbankan di dalam negeri masih di atas 20 persen, dan ini merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

“Jadi kalau kita lihat indika­tor perbankan secara umum, perbankan Indonesia masih rela­tif sehat. Apalagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5 persen dibanding pertumbuhan ekonomi dunia yang hanya 3-3,5 persen itu masih aman bagi per­bankan,” ujarnya.

(Latifa/NET)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================