MENJELANG bulan Ramadhan dan Idul Fitri, pemerintah merencanakan aksi impor sejumlah bahan pangan. Setelah diputuskan impor 2.500 ton bawang merah, pemerintah memutuskan mengimpor 10.000 ton daging.
Oleh : Yuska Apitya
[email protected]
Menko Perekonomian, Darmin Nasution, menÂgatakan impor daging untuk menekan harga bisa mencapai Rp 80.000/kg saat Ramadan dan Idul Fitri. Dalam mengimpor daging, pemerintah menugaskan BUMN, yaitu PT Berdikari (Persero). “Kalau dagÂing ya memang harganya masih agak tinggi, masih Rp 113 ribu/kg. SeÂbenarnya itu impornya daging tidak dibataÂsi, cuma artinya itu ya ada namanya CL, ada namanya secondary cut itu boleh diimpor. Kita cuma menugaskan BUMN Berdikari suÂpaya untuk melakukan impor. Supaya bisa menurunkan harga Rp 80 ribu-Rp 85 ribu,†papar Darmin di Istana Negara, Jakarta, Selasa (24/5/2016).
Darmin menjelaskan, impor akan dilakukan dari Australia. Impor akan dilakukan seÂbelum puasa, untuk bisa mengamankan harga suÂpaya bisa turun
Presiden Joko Widodo ( Jokowi) meminta harga daging sapi bisa diÂtekan ke Rp 80.000/kg, saat RamaÂdan dan Idul Fitri. Pemerintah menyÂiapkan strategi agar ini bisa terjadi, impor jadi pilihan.
Wakil Presiden, Jusuf Kalla ( JK), tiÂdak masalah bila kebijakan impor haÂrus diambil. “Menambah suplai dari dalam negeri atau pun kalau memang dibutuhkan ya dari luar. Kalau dibuÂtuhkan iya (impor), kan memang selaÂma ini masih impor,†ujar JK, di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (24/5/2016).
JK menyebut, kebutuhan perÂmintaan bahan pangan pada bulan Ramadan tidak akan berbeda jauh dengan hari biasa. Namun perminÂtaan bahan pangan utamanya daging sapi akan melonjak pada lebaran. “Jangan lupa kalau bulan Ramadan itu kebutuhan pokok itu tidak banÂyak berubah sebenarnya, kecuali menjelang lebaran. Itu pun terbatas juga yang masalah, apakah itu dagÂing, ayam, telur atau yang dibutuhÂkan secara bersamaan,†sebutnya.
Pemerintah telah merencanakan impor 10.000 ton daging, yang akan dilakukan sebelum Ramadan. Impor akan dilakukan oleh PT Berdikari (Persero). Masalah klasik di IndoneÂsia, memasuki bulan puasa, harga keÂbutuhan pangan seperti daging sapi selalu mengalami kenaikan. Harga daging akan semakin melonjak saat mendekati Lebaran. Daging sapi di pasaran sendiri saat ini dipatok di harga Rp 110.000-120.000/kg.
Ketua Asosiasi Pedagang DagÂing Indonesia (APDI), Asnawi meÂnuturkan, perilaku masyarakat jadi penyebab utama harga daging sapi melonjak saat puasa dan Lebaran. Tahun lalu, kenaikan berkisar antara Rp 10.000-20.000/kg.
“Bukan permainan pedagang, itu murni supply dan demand. Semua komoditas tak hanya daging, tapi juga gula, beras, minyak dan lainÂnya. Masuk puasa ada perubahan perilaku, orang biasa tak makan dagÂing, pas puasa jadi makan daging,†jelas Asnawi, kemarin.
“Karena setahun sekali, tak apa biasanya protein makan tempe tahu, khusus buka puasa pakai daging. Atau orang seminggu sekali makan daging, karena puasa jadi 2-3 kali makan dagÂing. Atau yang biasa ayam atau ikan, khusus puasa jadi sapi,†imbuhnya.
Asnawi mengungkapkan, kalau pun ada ambil untung lebih oleh pedagang saat puasa dan Lebaran, penyebab utama kenaikan harga daging tetap disebabkan permintaan yang juga melonjak dari bulan-bulan lain saat normal. “Walau di feedlotÂer dagingnya cukup, tapi karena ada perubahan pola perilaku konsumen yang drastis dengan permintaan yang naik tinggi, akhirnya perubaÂhan harganya tinggi, ada kenaikan dari hulu,†kata dia.
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini SoÂemarno menyebut harga pangan sepÂerti bawang merah dan daging sapi masih di atas target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo ( Jokowi).
Sebagai gambaran, harga bawang merah di pasar dipatok Rp 41.000/ kg, sedangkan target Jokowi ialah Rp 25.000/kg sebelum puasa. “Jadi kita melihat bagaimana bawang merah itu Rp 41.000, padahal targetnya itu Rp 25.000,†kata Rini usai rakor pangan di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (24/5/2016). Hal sama terjadi pada daging sapi. Harga daging sapi masih di atas Rp 100.000/kg. “Harga daging sapi Rp 113.000/kg, padahal target Rp 80.000/kg,†tambahnya.
Terpisah, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menyatakan ada kesepakatan untuk mengimÂpor bawang merah. Impor bawang merah itu akan dilakukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), salah satunya adalah Perum Bulog. “Untuk impor bawang merah itu nanti kesÂepakatan kita. Kalau melakukan imÂpor dari Bulog. Jadi kontrol Bulog,†ujar Amran di Kantor Presiden, komÂplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (24/5/2016).
Menurut Amran, dengan kontrol dari Bulog, maka harga di tingkat petÂani tetap terjaga dan tak jatuh meskiÂpun ada bawang merah impor. DenÂgan adanya impor bawang merah itu maka harga di pasar bisa turun sesuai target, yaitu di bawah Rp 25.000/kg.
Namun, Amran enggan menjelasÂkan detail impor tersebut. MenurutÂnya, urusan impor bawang merah diserahkan ke BUMN. “Kita sepakat serahkan nanti ke BUMN,†tandasÂnya.(*)
Bagi Halaman