Pernyataan Yellen itu menimbulkan reaksi di kalangan investor. «Tapi itu tidak berpen­garuh terlalu dalam pada konteks proyeksi. Kita sudah hitung di awal tahun. Kalau ngaruh ya ngaruh, tapi kalaupun terjadi reaksi masih managable,» ungkapnya, kemarin.

Menurut Pribadi, per­nyataan Yellen dan jajaran pejabat The Fed lainnya pada tahun ini memang sedikit membingungkan. Awal tahun, kenaikan suku bunga dimungkinkan baru terealisasi pada semester II, karena data eko­nomi AS tidak sesuai proyeksi.

BACA JUGA :  Pedagang Gorengan di Ciampea Bogor Ditemukan Tewas Gantung Diri

Kemudian, sambung Pribadi, pada April arah The Fed berubah, dibarengi Investor ikut memberikan reaksi dengan me­narik dana dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Tidak lama kemudian rupiah cenderung me­lemah dalam tiga pekan terakhir, mengikuti kondisi mata uang neg­ara lain.

BACA JUGA :  Jadwal SIM Keliling Kabupaten Bogor, Kamis 2 Mei 2024

«Awalnya The Fed ngomong kenaikan akan gradual. Mereka masih mencermati espektasi in­vestor, impact-nya seperti apa. Kalau oke-oke saja bisa Juni, kalau nggak, mungkin Juli atau Septem­ber,» urainya.

(Yuska Apitya/dtk)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================