JAKARTA, TODAY – Perbankan sudah mengantisipasi rencana pemerintah yang akan menurunkan suku bunga kredit ke level single digit di semua sektor pada tahun 2017 mendatang.
Salah satu strategi perbankan adalah dengan mengoptimalkan pertumbuhan pendapatan non bunga atau fee based income. Salah satu sektor yang berpotensi naik ke depan adalah dari Devisa Hasil Ekspor (DHE) alias bisnis trustee.
Sampai kuartal I-2016, neraca perdagangan Indonesia secara umum masih menunjukkan surÂplus senilai USD 3,35 miliar atau Rp 45,27 triliun. Surplus ini terjadi dari selisih nilai ekspor Indonesia sebesar USD 43,9 miliar atau Rp 593,24 triliun dengan nilai impor yang mencapai USD 40,58 miliar atau Rp 548,37 triliun.
Salah satu bank yang berupaya meÂmacu bisnis trustee adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Menurut Direktur TreaÂsuri dan Internasional BNI Panji Irawan, saat ini bisnis trustee di BNI masih belum besar, karena unit trustee belum lama terbentuk.
“Namun ke depan, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan kesadaran terhadap produk trustee, diharapÂkan bisnis ini bisa tumbuh sebesar 20 persen yoy,†ujar Panji, Minggu (29/5/2016).
Sebagai gambaran, pada kuartal I-2016, tercatat volume transaksi trustee yang disalurkan melalui BNI mencapai Rp 7,5 triiun. Nilai ini sudah memperhiÂtungkan bisnis trustee yang ada di BNI Singapura.
Ke depan, menurut Panji, strategi BNI adalah dengan mengembangkan target market tidak hanya ke sektor migas, namun sektor infrastruktur, advisory untuk institusi keuangan dan firma hukum yang aktif dalam aktiÂfitas merger dan akusisi. (Winda/net
Bagi Halaman