yusri-yunusBOGOR TODAY- Polda Jawa Barat menerjunkan intelijen pas­ar khusus menjelang Ramadan. Polri juga meminta peran aktif Pemda untuk membantu men­gawal praktik penimbunan sem­bako di pasar-pasar tradisional.

“Kepolisian akan berkoor­dinasi dengan Disperindag untuk bersama-sama melaku­kan operasi pasar, kemudian berkoordinasi dengan pihak in­stansi lainnya,” kata Kabid Hu­mas Polda Jawa Barat Kombes Pol Yusri Yunus Yusri, Minggu (29/05/2016).

Yusri menegaskan, masyara­kat tidak perlu risau saat mengha­dapi bulan Ramadan. Meskipun harga bahan pokok meningkat namun ke­butuhan m a ­syara­k a t tetap akan terpenuhi. “Kita akan berusaha semaksimal mungkin, jangan sampai terjadi kekuran­gan (sembako) di lapangan nan­ti,” tegasnya.

Hingga kini, menurut Yusri, belum ada temuan mengenai penimbunan bahan pokok di wilayah Provinsi Jawa Barat. Namun pencegahan terhadap penimbunan bahan pokok di pasar akan terus dilakukan untuk melindungi masyarakat banyak.

“Kemungkinan penimbunan itu akan ada, maka dari itu kita sudah sam­paikan kepada seluruh Polres di Jawa Barat agar mulai melakukan penyelidi­kan terkait kemungkinan adanya orang ketiga yang mengambil keuntungan un­tuk menimbun,” pungkasnya.

Mendekati bulan suci Ramadan, se­jumlah harga kebutuhan pokok di Bo­gor mengalami kenaikan. Seperti beras, cabai, gula pasir hingga daging ayam naik. Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri pada Dinas Perindustrian Kop­erasi dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Bogor Yatirun mengatakan, pihaknya baru saja melakukan operasi pasar rutin. “Cabai rawit merah dari Rp29.000 menjadi Rp35.000 per kilo­gram,” kata Yatirun, kemarin.

Ia menjelaskan, kenaikan harga juga terjadi pada komoditi seperti beras dari Rp9.500 naik menjadi 9.700 per kilogram, bawang putih dari Rp28.000 naik menjadi Rp30.000 per kilogram, gula pasir dari Rp15.000 naik menjadi Rp18.000 per kilogram serta ayam potong dari Rp30.000 naik menjadi Rp33.000 per kilogram. “Harga me­mang relatif naik, tapi tidak terlalu sig­nifikan,” imbuhnya.

BACA JUGA :  Tape Ketan Ternyata Miliki Banyak Manfaat untuk Kesehatan, Simak Ini

Sementara itu, ia menjelaskan ke­naikan harga ini masih dalam batas toleransi Pemkab Bogor. Namun, jika kenaikannya sudah luar biasa atau di batas rata-rata harga pasar, pihaknya akan berkoordinasi dengan Bulog Jawa Barat untuk mencari solusi. “Kalau nai­knya tinggi biasanya kami bekerja sama untuk melaksanakan Operasi Pasar Mu­rah (OPM),” ujarnya.

Dia menambahkan kalau awal puasa permintaan konsumen meningkat pesat dibanding hari biasa. Karenanya, kenai­kan harga di sejumlah pasar sudah mu­lai diawasi. “Saat ini stok masih aman dan hanya sebatas permintaan saja,” ujar Yatirun.

Terpisah, Kepala Pasar Gunung Batu Sri Karyatno mengatakan, harga daging sapi di Pasar Gunung Batu masih di an­gka Rp130 ribu per kilogram, sama den­gan pekan lalu. Berbeda dengan harga daging ayam yang mengalami kenaikan dari harga biasanya Rp35 ribu per ki­logram pada pekan lalu dan sekarang menjadi Rp38 ribu per kilogram. Untuk harga beras, cabai dan kelapa semua ma­sih sama dengan harga pada pekan lalu.

“Kami harus sering mengawasi ter­kait kenaikan harga dalam menghadapi bulan Ramadan. Untuk masyarakat luas di Kota Bogor juga harus saling berkoor­dinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor apa saja lang­kah-langkah yang harus disinergikan agar harga stabil di pasaran,” kata Sri, kemarin.

Sri berharap, stabilnya harga dapat bertahan hingga Ramadan mendatang hingga jelang Idul Fitri. Namun, biasan­ya jika harga daging sapi, telur ayam dan daging ayam, tren-nya akan naik jelang lebaran.

Hal yang sama diungkapkan Kepala Pasar Jambu Dua, Maradona. Menurut­nya, harga daging sapi di Pasar Jambu Dua memang berbeda dengan Pasar Gu­nung Batu yaitu Rp105 ribu per kilogram. Hal tersebut disebabkan Pasar Jambu Dua adalah Pasar Induk. “Ramadan 1437 H tinggal hitungan hari, kami meminta kerja sama dengan beberapa pihak, khu­susnya pemerintah daerah untuk mem­berikan tempat atau lokasi penyimpanan sembako menjelang bulan suci Ramadan agar mudah diawasi,” katanya.

BACA JUGA :  Wajib Tahu! Ini Dia Minuman Pereda Asam Lambung yang Bisa Dicoba di Rumah

Lebih lanjut kata Maradona, pi­haknya sedang menata dan mengatur strategi agar Ramadan tahun ini Pasar Jambu Dua dapat mengakomodir kebu­tuhan masyarakat Kota Bogor, khusus­nya masyarakat di wilayah Jambu Dua.

Maradona mengakui akan ada oknum-oknum nakal yang mencari kesempatan untuk spekulasi menum­puk sembako serta mempermainkan harga. Oleh karena itu, pihaknya me­minta kerja sama kepada pihak terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perda­gangan (Disperindag) Kota Bogor dan kepolisian. ”Lonjakan harga sembako akan terjadi seperti tahun-tahun sebe­lumnya. Sehingga perlu pengawasan menyeluruh, ” imbuhnya.

Terpisah, Pengamat pertanian In­stitut Pertanian Bogor Dwi Andreas mengatakan, kenaikan harga pangan menjelang bulan Ramadhan merupak­an sesuatu yang tidak bisa dihindari. Menurut dia, hal ini akan selalu menjadi tren setiap tahun selama produksi pan­gan tidak bisa ditingkatkan. “Kenaikan harga pangan, khususnya nonberas, ti­dak bisa dihindari,” kata Dwi, kemarin.

Dwi mengatakan, permasalahan kenaikan harga pada musim-musim tertentu seperti Ramadhan tidak bisa diselesaikan dalam jangka pendek. Dibutuhkan usaha jangka panjang agar bagaimana produktivitas pertanian dalam negeri bisa terus meningkat.

“Harga itu selama stok memadai, tidak akan bergejolak. Karena harga ter­bentuk dengan sendirinya,” ucapnya.

Dia mengatakan, kenaikan harga pangan selain beras disebabkan karena para pelaku usaha dan para produsen ingin memanfaatkan momentum Rama­dhan untuk mendapatkan keuntungan lebih. Selain itu juga karena ada tinggin­ya permintaan dan permasalahan stok.

(Rishad Noviansyah|Yuska Apitya)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================