artsfon.com-75321Bank Dunia menghibahkan US$ 22 juta atau setara Rp 297 miliar (asumsi US$ 1 = Rp 13.500) kepa­da Indonesia untuk memperkuat pengelolaan hutan tropis, pengentasan kemiskinan di antara masyarakat yang kebergantungan pada hutan guna mata pencahariannya, dan menekan kerusakan lingkungan.

Indonesia dinilai sebagai negara yang memiliki area hutan tropis terbesar ketiga di dunia. Badan Pembangunan Interna­sional Denmark, DANIDA, memberikan kontribusi senilai 40 juta Kroner ($5 juta) ke total hibah yang dibiayai oleh inisi­atif global bernama Forest Investment Program (FIP), atau Program Investasi Hutan. Hibah ini ditujukan untuk mem­bantu Badan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).

KPH merupakan salah satu program prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) kare­na berpotensi memperkuat tata kelola hutan, memperbaiki penggunaan aset sumber daya alam menuju pembangunan berkelanjutan, dan mengurangi kemiski­nan di antara 32 juta rakyat Indonesia yang hidup di sekitar hutan. KPH berada di bawah naungan Kementerian Kehuta­nan dan Lingkungan Hidup.

BACA JUGA :  Cara Membuat Kentang Mustofa yang Sangat Lezat Anti Gagal

Saat ini implementasi program KPH terhambat oleh peraturan yang tumpang tindih, kapasitas terbatas di beberapa tingkat, kurangnya investasi dan pembi­

konsisten. Program baru ini berayaan, serta informasi yang tidak tujuan mendukung KPH dengan memperkuat keahlian pemerintah daerah, organisasi masyarakat, pe­megang izin pengelolaan hutan dan mempererat kemitraan di antara mereka. Program ini juga bertu­juan mengatasi keterbatasan regu­lasi dan peraturan yang selama ini mempengaruhi kinerja KPH. ­

“Masyarakat yang hidup dekat hutan sangat bergantung pada ka­wasan hutan untuk mata penca­harian dan mereka termasuk yang paling miskin di Indonesia. Pro­gram Investasi Hutan menawarkan kesempatan untuk memperbaiki penghasilan mereka melalui penge­lolaan lingkungan hidup yang lebih baik. Dukungan ini merupakan bukti nyata kami terhadap Indo­nesia terkait penguatan manaje­men,” ujar Rodrigo Chaves, Kepala Perwakian Bank Dunia untuk Indo­nesia dalam siaran pers, Minggu (29/5/2016).

BACA JUGA :  Resep Membuat Cah Kangkung Saus Tiram yang Lebih Sedap Bikin Ketagihan

Selain penguatan keahlian, program ini akan bekerja sama dengan 10 KPH yang diharapkan mampu menerapkan pengelolaan hutan dan investasi berkelanjutan. Program ini juga akan mendukung pembentukan sistem informasi guna memfasilitasi para pemangku kepentingan untuk saling bertukar pikiran dan belajar dari keberhasi­lan mereka. “Implementasi pro­gram KPH yang efektif memerlukan sistem pembagian informasi yang kuat. Selain itu juga diperlukan in­formasi terkait penggunaan lahan dan luas lahan, perizinan, dan juga pendekatan untuk memperkuat tata kelola hutan. Proyek ini men­dukung pembentukan sebuah plat­form untuk pertukaran pengeta­huan di antara KPH, agar mereka dapat menindaklanjuti praktik ter­baik di lapangan,” kata Diji Chan­drasekharan Behr, Ekonom Senior Bank Dunia untuk Sumber Daya Alam.

Proyek ini dipersiapkan dengan koordinasi yang baik antara dua proyek FIP lainnya yang didanai IFC (International Finance Corpo­ration), Bank Pembangunan Asia (ADB), serta organisasi multilateral lainnya.(Yuska Apitya/dtk)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================