JAKARTA, TODAY—Besaran inflasi yang diriÂlis Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin tidak bergerak terlalu jauh dari hasil survei Bank IndoÂnesia (BI). Pada pekan keempat Mei lalu, BI meÂrinci bahwa besaran inflaÂsi yang terjadi pada bulan keÂlima 2016 berada di angka 0,19%, terÂpaut beberapa poin dari data BPS.
“Jadi sebetulnya tidak terlalu jauh dengan apa yang di survey
Bank Indonesia. Di minggu ke 4 masih 0,19% terus ini 0,24%. Yoy 3,3% (Mei) sedangkan bulan (April) lalu 3,6% jadi ini menunjukÂkan bahwa perkembangan inflasi cukup terjaga hingga akhir Mei,†jelas Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Grand BallÂroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Rabu (1/6/2016).
Pihaknya menambahkan bahÂwa inflasi yang akan terjadi pada bulan puasa dan Lebaran perlu diwaspadai lebih dalam lagi. TerÂlebih pada bulan Juli juga dibarenÂgi dengan masuknya tahun ajaran baru yang biasanya diikuti peningÂkatan belanja masyarakat.
“Kita tentu mengantisipasi kondisi tekanan di bulan puasa dan akan masuk ke hari raya LebaÂran. Tetapi karena dibarengi maÂsuknya anak sekolah, jadi ini perlu diantisipasi,†kata Agus.
Mengantisipasi tingginya inÂflasi pada bulan puasa dan LebaÂran, pemerintah dan berbagai lintas kementerian terus berupaya mengendalikan harga komoditas di pasar. “Saya mengikuti bahwa pemerintah terus sudah berkoorÂdinasi dan mengajak Pemda menÂgendalikan harga pangan yang bergejolak. Dan pada bulan puasa ini harga-harga terkendali, jadi saya sambut baik,†tutur Agus.
Distribusi pangan dan berbÂagai komoditas juga perlu dipasÂtikan merata di berbagai daerah. Apabila terjadi kelangkaan suatu barang di suatu daerah maka diÂperkirakan dapat menyumbang inflasi. “Jadi tentu tantangan kita bagaimana pangan tersedia dalam jumlah cukup. Distribusi dilakuÂkan dengan baik dan harga yang terjangkau, ini yang perlu diantisiÂpasi,†imbuh Agus.
Selain itu, potensi hadirnya La Nina pada semester II-2016 juga perlu diwaspadai mengingat fenomena tersebut bisa membuat tanaman gagal panen. “Kita meliÂhat di semester kedua ada resiko terjadi La Nina, yaitu periode baÂsah yang bisa membuat tanaman pangan seperti hortikultura gagal panen dan mengakibatkan tekanÂan harga,†ucap Agus.
Kendati demikian, besaran inÂflasi hingga akhir tahun 2016 maÂsih sesuai dengan target pemerÂintah yaitu dari 3% sampai 5%. “Secara umum kita masih dengan target pemerintah yaitu inflasi di akhir tahun 2016 ada di 4% plus minus 1%,†tutup Agus.
Siapkan Rp 160 Triliun
Sementara itu, menghadapi puasa dan lebaran tahun ini, BI menyiapkan uang tunai sebesar Rp 160 triliun, lebih tinggi dibandÂingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 124 triliun.
“Uang tunai kita siapkan lebih tinggi dari tahun lalu. Tahun lalu uang tunai yang keluar dari BI itu selama Ramadan sampai Lebaran, itu sekitar Rp 124 triliun tahun 2015. Jadi itu ada kenaikan sekiÂtar 12,5% dari 2014. Tahun ini kita perkirakan kenaikan dari 2015 lebÂih tinggi lagi. Jadi kita sudah siapÂkan Rp 160 triliun,†ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara saat ditemui di GeÂdung BI, Thamrin, Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Besaran uang tersebut sudah didistribusikan ke seluruh kantor wilayah yang biasa juga melayani penarikan uang. “Rp 160 triliun itu kalau menurut statistik untuk wilayah Jakarta saja 28% biasanya. Kalau ditambah dengan wilayah Jawa lainnya sekitar 33%. Jadi sekitar 61% wilayah DKI dan Pulau Jawa. Wilayah Sumatera sekitar 20%, Kalimantan 7% dan sisanya untuk wilayah Indonesia Timur,†sebut dia.
(Yuska Apitya Aji)
Bagi Halaman