BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat, laju inflasi sepanjang Mei 2016 mencapai 0,24%. Sepanjang Januari-Mei 2016, laju inflasi tercatat 0,4%. Demikian disampaikan oleh Kepala BPS, Suryamin, dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Oleh : Yuska Apitya
[email protected]
Inflasi year on year adalah 3,33%, sedangkan laju inflasi inti 0,23% dan inflasi inti year on year adalah 3,41%,†jelas Suryamin.
Dari 82 kota, tercatat ada 67 kota yang mengalami inflasi dan 15 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pontianak sebesar 1,67% dan terendah di Singaraja sebesar 0,02%. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar 0,92%.
Suryamin memaparkan, inflasi terjadi kepada semua kelompok barang. Pertama bahan makanan yang mengalami inflasi 0,3%. “BanÂyak kelompok pangan yang deflasi sehingga mendorong inflasi kecil. Misalnya beras, ikan segar, tomat segar, cabai yang biasanya bermaÂsalah, sekarang malah deflasi,†jelas Suryamin.
Kemudian kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi 0,57%. Ini karena kenaikan harga gula pasir. Lalu keÂlompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya mengalami inflasi 0,02%.
Selain itu, BPS mencatat, keÂlompok sandang mengalami inflasi 0,44%, kesehatan inflasi 0,27%. KeÂlompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga inflasi 0,03%. Terakhir keÂlompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi 0,21%.
Sepanjang Mei 2016, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya inÂflasi sebesar 0,24%. Harga ayam mengalami kenaikan paling tinggi sepanjang Mei.
Suryamin menuturkan daging ayam ras mengalami kenaikan 17% dan memberi andil ke inflasi sebeÂsar 0,08%. “Kenaikan dari distribuÂtor menjelang masuknya Ramadan. Kenaikan terjadi di 64 kota, tertinggi di Tanjung pandan dan Jambi,†katÂanya.
Berikut daftar barang yang menÂjadi penyebab inflasi di Mei 2016:
Tarif angkutan udara, Mengalami kenaikan 6,59% dan memberi andil 0,06% ke inflasi. Ini akibat perminÂtaan yang meningkat saat hari libur. Kenaikan terjadi di 35 kota, dan terÂtinggi terjadi di Pontianak dan SingÂkawang.
Gula Pasir. Mengalami kenaikan 7,4% dan memberikan andil 0,04% ke inflasi. Ini karena tingginya perÂmintaan jelang Ramadan, dan stok yang terbatas. Kenaikan terjadi di 80 kita, tertinggi terjadi di Bulu Kumba dan Sumenep.
Telur Ayam Ras. Mengalami kenaikan 13,2% dan memberik andil ke inflasi 0,02%. Ini karena tingginya permintaan jelang RamaÂdan. Kenaikan terjadi di 61 kota, tertinggi di Padang Sidempuan dan Kupang.
Minyak Goreng. Mengalami keÂnaikan harga 1,73% dan memberi anÂdil 0,02 ke inflasi. Ini seiring dengan kenaikan harga minyak sawit atau CPO. Kenaikan terjadi di 67 kota dan tertinggi di Padang Sidempuan dan Serang.
Rokok Kretek Filter. Mengalami kenaikan harga 0,71% dan memÂberikan andil 0,02% ke inflasi. Ini karena kenaikan cukai. Kenaikan harga tertinggi terjadi di Palopo dan Denpasar.
Emas dan Perhiasan. Mengalami kenaikan 1,85% dan memberikan anÂdil 0,02% ke inflasi. Ini karena perÂmintaan yang tinggi. Kenaikan terÂjadi di 67 kota, dan tertinggi di Bekasi dan Bungo.
Sementara daftar barang yang mengalami deflasi atau penuÂrunan harga di Mei 2016 adalah:
Cabai Merah. Mengalami penuÂrunan harga 10,4% dan memberiÂkan andil 0,06% ke deflasi. Ini karena masa panen di daerah senÂtra cabai. Penurunan harga terjadi di 55 kota, dan tertinggi di Bungo dan Denpasar.
Beras. Mengalami penurunan harga 0,5% dan memberikan andil 0,02% ke deflasi. Ini karena memasuÂki panen. Penurunan harga terjadi di 38 kota, dan tertinggi di Buktittinggi dan Kendari.
Tomat Sayur. Mengalami penuÂrunan harga 8,23% dan memberikan andil 0,02% ke deflasi. Ini karena pasokan yang banyak. Penurunan terjadi di 32 kota, dan tertinggi di Denpasar dan Merauke.