JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah di posisi Rp 13.695 per USD siang ini, Kamis (2/6/2016).
Bank Indonesia menetapkan kurs tenÂgah di Rp 13.695 per USD, terdepresiasi sebesar 0,18 persen atau 24 poin dari poÂsisi Rp13.671 USD kemarin.
Kurs jual ditetapkan di Rp13.763 per USD, sedangkan kurs beli berada di Rp 13.627 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp 136.
Pergerakan nilai tukar USD terpantau melemah terhadap mayoritas mata uang Asia siang ini. Penguatan paling tajam terhadap USD di antaranya dialami oleh yen Jepang dengan 0,5 persen, won Korea sebesar 0,36 persen, dan baht Thailand dengan kenaikan sebesar 0,3 persen.
Nilai tukar rupiah juga terpantau menÂguat sebesar 0,18 persen atau 25 poin ke 13.636 per dolar AS pada pukul 11.09 WIB.
Kepala Riset NHKSI Reza Priyambada mengatakan indeks karga konsumen (IHK) pada Mei 2016 mencatat inflasi sebeÂsar 0,24% (mom). Inflasi menjelang RamaÂdan pada tahun ini cukup terkendali dan lebih rendah dibandingkan rata-ratanya dalam lima tahun terakhir.
Inflasi terjadi di semua komponen dan terutama bersumber dari komponen baÂhan makanan bergejolak (volatile foods) dan komponen barang yang diatur pemerÂintah (administered prices).
Dengan perkembangan tersebut, inÂflasi IHK secara year to date (ytd) dan tahunan (yoy) masing-masing mencapai 0,40 persen (ytd) dan 3,33 persen (yoy), serta berada dalam kisaran sasaran inflasi BI yaitu sebesar 4±1 persen (yoy).
Di sisi lain, ujarnya, lembaga pemerÂingkat Standard and Poor’s (S&P) kembali mempertahankan peringkat Indonesia pada level BB+/positive outlook pada 1 Juni 2016.
Reza mengatakan dalam siaran perÂsnya, S&P menyebutkan faktor kunci yang mendukung keputusan tersebut mencakup perbaikan kebijakan dan tata kelola kelembagaan, termasuk kerangka kebijakan fiskal, kebijakan moneter yang kredibel dan pertumbuhan ekonomi yang baik.
“Dengan sentimen-sentimen tersebut membuat laju rupiah kembali mengalami pelemahan,†kata Reza dalam risetnya yang diterima.
Inflasi yang melonjak dari bulan sebeÂlumnya, dan belum adanya kabar kenaiÂkan rating Indonesia memberikan tekanÂan pada laju Rupiah.
Reza mengatakan Meski laju dolar AS masih cenderung melemah terhadap seÂjumlah mata uang, terutama terhadap yen dan euro, tapi tidak juga berimbas pada laju rupiah yang awalnya dapat memanÂfaatkan kondisi tersebut untuk menguat. (Winda/net)
Bagi Halaman