Untitled-22USIA muda tak menghalangi Gilang Norman Rizesa untuk menjalankan usahanya sendiri. Meluncurkan produk minuman dengan nama Heizel pada 7 November 2015, menjadi langkah awal Gilang lebih fokus menekuni dunia bisnis.

Oleh : Winda Herviana
[email protected]

Ke c i n t a a n ny a dalam dunia kuliner serta kegemarannya mengkonsumsi minuman jenis thai tea, membuat pria lulusan Teknik Geofisika Institut Teknolo­gi Bandung ini memutuskan untuk terjun mendalami bisnis minuman yang memang saat ini tengah digan­drungi oleh remaja.

“Setelah lulus saya memutuskan untuk menjalankan usaha sendiri. Ber­syukur keputusan ini mendapat du­kungan penuh dari keluarga. Membuat saya jauh lebih optimis,” ungkapnya kepada BOGOR TODAY, (9/6/2016).

Diakui Gilang, persiapan dalam meluncurkan produk Heizel ini tidak­lah sebentar. Dirinya harus melakukan banyak percobaan untuk mendapat­kan racikan yang sesuai.

“Kira-kira dalam mem­persiapkan Heizel sendiri membutuhkan waktu sekitar 3 bulan. Membu­ka suatu usaha memang butuh persiapan yang matang agar hasilnya baik,” papar Gilang.

Heizel menye­diakan minuman segar dengan ber­bagai variant rasa seperti thai tea latte, greentea latte, taro latte, tiramisu latte dan red velvet latte. Harga dalam kema­san botol seberat 250ml ini terbilang cukup ekonomis, perbotolnya diban­derol hanya Rp 15 ribu.

Daya tahan minu­man Heizel dapat ber­tahan hingga 12 hari jika disimpan pada kulkas (4-8 derajat celcius) dan 10 jam jika disimpan pada suhu ruangan. Dalam pemasaran Heizel, Gilang memanfaatkan social media seb­agai wadah dirinya berpromosi. Ia memperkenalkan produk serta me­narik konsumen melalui akun insta­gram di @heizel_id.

“Awalnya sempat berjualan di be­berapa tempat dengan menggunakan mobil. Namun, beberapa bulan tera­khir saya memilih fokus pemasaran dan pemesanan via online saja. Tapi sekarang selama ramadan, saya ber­jualan kembali menggunakan mobil,” imbuhnya.

Disinggung perihal modal serta omzet penjualan, Gilang bercerita, awal membuka bisnis minuman segar ini membutuhkan biaya hingga Rp 15 juta. Setelah kurang lebih 7 bulan ber­jalan, omzet yang diterima oleh Gilang pun terbilang cukup besar.

“Untuk omzet, Heizel dalam seminggunya bisa laris 100 hingga 200 botol,” terang Gilang saat dite­mui di lokasi penjualan Heizel di Bantar Jati (Bangbarung), Bogor.

Melihat respon baik dari ma­syarakat terhadap minuman praktis miliknya ini membuat Gilang tak berhenti berinovasi. Dirinya terus berupaya untuk lebih memperke­nalkan Heizel.

“Saya berharap Heizel lebih dikenal di masyarakat sehingga penjualannya lebih luas lagi. Se­lain itu saya akan terus berinovasi, mungkin saja kedepannya saya akan mengeluarkan rasa yang baru,” ungkapnya.

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================