JAKARTA, TODAY—Pemerintah tengah menghitung penambahan kuota daging sapi impor. Lewat Badan UruÂsan Logistik (Bulog), pemerintah memastikan ketersediÂaan daging sapi yang akan dijual melalui operasi pasar.
Djarot Kusumayakti, DirekÂtur Utama Perusahaan Umum Bulog mengatakan, ketersediaan daging sapi mencapai 1.800 ton. Kemudian, didistribusikan seÂbanyak 900 ton pada pekan perÂtama Ramadan. “Stok terus kami tambah, setiap kali berkurang, langsung kami coba cari sumber stok baru. Awalnya ada 1.800 ton, terus berkurang jadi 900 ton. Kemudian kami tambah lagi, Kamis kemarin, tambah 10 konÂtainer itu 300 ton. Jadi, sekarang ada 1.200 ton daging sapi,†ujar Djarot, Senin (13/6/2016).
Djarot menyebutkan, dalam beberapa hari ke depan, pemerÂintah akan menambah sekitar 12 kontainer daging sapi bermuatan 350 ton. Tak hanya itu, ia memÂbocorkan, selain mendapat supÂlai daging sapi impor dari AustraÂlia, pemerintah juga berencana menambah daging sapi sebanyak 1.000 ton dari New Zealand.
“Kami masih negosiasi denÂgan New Zealand. Kalau sepakat, akan kami tambah 1.000 ton, tetapi kalau sudah ada ya,†kata Djarot. Opsi lain, yakni menamÂbah suplai daging sapi dari India sebanyak 10.000 ton. Daging sapi dari India diyakini memiliki kualitas yang sama, namun dapat dijual dengan kisaran harga yang lebih rendah.
“Kalau dari India, kualitasnya sama tetapi sepertinya kami bisa jual sekitar Rp65 ribu (per kilo gram). Hanya, lebih lama pengirÂimnya, bisa sampai 10 hari. MungÂkin bisa dikasih kuota pemerintah sampai 10 ribu ton untuk samÂpai akhir tahun,†imbuh Djarot. Dalam pekan ini, Perum Bulog mengadakan operasi pasar untuk sejumlah komoditas pangan, terÂmasuk daging sapi secara serenÂtak di beberapa kota di Indonesia.
Meski demikian, beberapa daerah baru akan menggelar operasi pasar di pekan depan mengingat pengiriman ketersediÂaan komoditas pangan yang meÂmerlukan waktu yang lebih lama.
Sementara itu, PD Dharma Jaya mulai Selasa (14/6/2016) ini, melakukan impor daging sapi dari Australia untuk menambah stok daging. Rencananya untuk tahap pertama akan datang dua kontainÂer berisi 40 ton daging sapi beku.
Menurut Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusumajati, impor daging sapi Australia ini akan terus dilakukan hingga 29 Juni mendatang. ImÂpor dilakukan sesuai kebutuhan daging di ibukota menjelang Idul Fitri nanti.
Ia menyebutkan, impor dagÂing sapi dilakukan secara berÂtahap mulai Selasa (14/6/2016), lalu tanggal 15, 17, 22, 26, dan 29 Juni. “Khusus tanggal 22 Juni kita datangkan empat kontainer berisi 80 ton. Di luar itu kita datangkan masing-masing dua kontainer atau 40 ton,†ujar MaÂrina, Senin (13/6/2016).
Impor secara kesinambunÂgan seperti ini dilakukan agar mendapatkan daging murah. Menurutnya, jika impor dilakuÂkan setiap tri wulan maka akan mendapatkan harga yang sangat mahal. Harga daging pada operaÂsi pasar (OP) ini jauh lebih murah dibanding harga pasaran, yakni untuk paha depan Rp85 ribu per kilogram, paha belakang Rp89 ribu per kilogram, dan daging sapi FQ atau berlemak Rp77 ribu per kilogram.
Terkait penambahan impor daging ini, Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) meÂlihat intervensi pengendalian harga daging sapi yang dilakukan pemerintah dengan membuka keran impor merupakan bentuk cari untung.
Ketua Bidang Ekspor Impor APDI Asnawi mengatakan, bila ditanyakan apakah harga daging sapi bisa Rp80.000 per kg secara logika memang bisa. Pasalnya, harga Rp80.000 per kg adalah harga pemerintah dengan cara impor daging sapi beku.
(Yuska Apitya Aji)
Bagi Halaman