IMG_20160615_145858TAPAI singkong atau yang lebih sering dikenal peyeum kini disajikan secara berbeda oleh kedai Saribanon’s. Makanan tradisional ini diolah menjadi salah satu bahan dasar makanan yang nikmat dengan tampilan menarik.

Oleh : Winda Herviana
[email protected]

Saribanon’s menciptakan menu unik untuk para pecinta kuliner Kota Bo­gor. Memulai perjalanan di ibu kota, Wisnu, pendiri Sarib­anon’s mencoba bergerak mem­perkenalkan menu kreasinya di kawasan kota hujan sejak awal bulan Mei 2016.

Saribanon’s berlokasi di Jalan Achmad Sobana Nomor 3-4, Ban­tarjati, Bogor. Walau terbilang baru, banyak warga Bogor yang tentunya penasaran dengan menu yang tersaji di Saribanon’s.

“Awal mula dibuka sudah banyak warga sekitar yang ter­tarik untuk mencoba aneka ja­janan di sini. Apalagi didukung dengan tempat yang terbilang strategis. Di sini kan menjadi salah satu pusat kuliner juga,” terang Eka, pegawai Saribanon’s, Rabu (15/6/2016).

Eka mengklaim, Saribanon’s dengan konsep makanan pey­eum merupakan satu-satunya yang dijual di Bogor. Prol peuy­eum menjadi salah satu andalan menu Saribaon’s.

“Produksinya sendiri berada di Jakarta. Prol peyeum ini ben­tuknya seperti makaroni pang­gang, hanya saja bahan dasarnya menggunakan peyeum. Bahan­nya sama, ada keju, susu dan ada potongan roti tawar,” ungkap Eka.

Jika makaroni panggang lebih dikenal dengan rasa gurih, lain halnya dengan prol peyeum. Rasa prol peuyeum ini lebih con­dong manis namun berpadu juga dengan rasa gurih susu dan keju.

Selain prol peuyeum, ada juga menu andalan lainnya yaitu choco ban. Menurut Eka, prol peyeum dan choco ban adalah menu yang sering dibeli oleh para konsumen.

Saribanon’s memiliki berb­agai menu pilihan seperti prol peyeum klasik karamel, sekotel makaroni, sekotel kentang den­gan rasa sapi dan ayam, dan egg tart. Kisaran harga prol peyeum berukuran kecil senilai Rp 30 ribu dan untuk ukuran besar Rp 38 ribu. Kemudian, choco ban untuk ukuran mini senilai Rp 10 ribu, choco ban polos Rp 35 ribu dan choco ban mede Rp 40 ribu.

Saribanon’s buka mulai pu­kul 10.00 WIB hingga 21.00 WIB. Eka menceritakan, dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan berjalan, keuntungan yang diterima Sarib­anon’s mendapat hasil yangfluk­tuatif.

“Jujur saja, sebelum bulan puasa Saribanon’s penjualan­nya cukup laris dengan penjua­lan bisa sebanyak 20 makanan dalam sehari. Namun masuk bulan puasa justru penjualan­nya agak berkurang, mungkin karena orang lebih condong membeli aneka makanan untuk berbuka,” terangnya.

Dengan penurunan yang ter­asa saat ini tak membuat Sariba­non’s ikut loyo. Dirinya percaya nama Saribanon’s pastinya akan terus semakin dikenal dan war­ga semakin penasaran dengan menu andalan yang dita­warkannya.

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================