Untitled-4JAKARTA, TODAY—Komisi III DPR RI secara bulat menyetujui Komjen Tito Karnavian menjabat Kapolri baru. Tito diingatkan un­tuk segera membenahi internal Polri setelah dilantik.

“Untuk 100 hari pertama, yang paling mendesak adalah pembenahan ke dalam. Per­cepat reformasi birokrasi inter­nal. Komunikasi yang lancar dengan senior-seniornya. Saran saya, Kapolri yang nanti dilantik tetap gandeng Wakapolri yang sekarang agar penetrasi lebih smooth,” kata Ketua Komisi III Bambang Soesatyo di Gedung DPR, Senayan, Kamis (23/6/2016).

Fit and proper test Komjen Tito hari ini langsung dilanjutkan dengan Rapat Pleno Komisi III. Se­luruh rangkaian selesai pada pukul 15.45 WIB. “Tadi pertanyaan juga enggak banyak. Tanya jawab sele­sai lanjut pengambilan keputusan. Tadi anggota ingin cepat selesai karena ingin berbuka puasa,” pa­par politikus Golkar ini.

Sebelumnya, di penghu­jung fit and proper test, Bam­bang sempat memberikan 13 catatan akhir untuk Tito. Beri­kut adalah 13 poin tersebut: 1. Polri harus memiliki program unggulan yang berbeda dengan calon kapolri sebelumnya

  1. Reserse agar menjadi prior­itas, hindari kriminalisasi perkara
  2. Perlu dilakukan reformasi internal mulai dari rekrut­men hingga reward dan punishment
  3. Polsek harus menjadi ujung tombak dari kepolisian
  4. Polri ditempatkan sebagai lem­baga yang paling korup dan hingga saat ini Polri masih belum mampu menyelesaikan persoalan itu. Ini yang harus disikapi oleh calon Kapolri
  5. Penanganan terorisme yang ti­dak melanggar HAM
  6. Perlu konsep jitu untuk menyele­saikan konflik antara Polri dengan KPK8. Perlu dilakukan kerja sama yang lebih baik dengan TNI untuk meng­hindari konflik antara Polri dan TNI
  7. Perlu konsep dalam sistem pem­binaan karier dan diharapkan sistem pembinaan karier yang terbuka dan profesional
  8. Perlu peran wanita dalam men­duduki jabatan di Polri
  9. Perlu strategi membangun Polri yang berkarakter
  10. Kapolri diagendakan harus sering turun ke daerah mengunjungi Polres atau Polda atau blusukan
  11. Perlu program gerakan zero corruption dalam seluruh penerimaan Bintara, Akpol, Sespim, dan lainnya sebagai bagian dari upaya memban­gun postur Polri yang profesional ber­sih mandiri dan bebas KKN.

Sementara ditemui usai sidang, Komjen Tito bertekad untuk melaku­kan yang terbaik untuk Polri dan masyarakat. “Komisi III menyatakan menyetujui saya sebagai Kapolri, saya ucapkan terima kasih,” kata Tito.

Tito menyampaikan ini usai men­jalani fit and proper test di ruang rapat Komisi III, Gedung DPR, Senayan, Ja­karta Pusat, Kamis (22/6/2016). Uji kepatutan ini dipimpin oleh Ketua Komisi III Bambang Soesatyo.

BACA JUGA :  Sekda Syarifah Sofiah Hadiri Halalbihalal PCNU Kota Bogor

Tito mengaku senang karena rang­kaian uji kelayakan dan kepatutan ini juga didengar langsung masyarakat Indonesia. Untuk itu, Tito berharap Komisi III maupun masyarakat men­dukung dirinya supaya dapat men­jalankan amanah dengan baik.

“Bagi saya pribadi bila rangkaian itu tuntas, bagi saya cobaan dari Allah, saya ingin melakukan yang terbaik,” tutupnya.

Tito mengatakan akan mening­katkan kerjasama dengan Badan Nar­kotika Nasional (BNN) untuk berantas narkoba. Tito mengatakan, masalah narkoba menjadi salah satu perhatian Polri.

“BNN fokus di jaringan besar dan pencegahan. Kami di Polri, pencega­han, bimbingan masyarakat, inteli­jen. Dan kewilayahan, pencegahan di semua sektor. Mendorong penindakan jaringan. Sama seperti kasus korupsi,” kata Tito. “Rehabilitasi jadi fokus kita. Ini bisa mengurangi jumlah kasus, jumlah tersangka yang harus ditah­an,” sambungnya.

Sementara untuk penanganan miras, Tito mengatakan hal itu sudah ada undang-undangnya dan praktik lapangannya berbeda-beda di setiap wilayah. “UU bolehkan miras. Di dae­rah masing-masing buat perda. Bali boleh untuk wisata. Tapi ada daerah yang larang miras. Misal di Papua, Aceh,” urainya. “Sebagai pimpinan Polri tentu akan sesuaikan dengan kebutuhan lokal. Kalau Perda larang miras, kita tegakkan. Kalau Perda sep­erti di Bali, kami tidak akan larang,” sambungnya.

Sedangkan, untuk penanganan ke­jahatan seksual, Tito mengatakan akan mengedepankan mekanisme pence­gahan dan penindakan. “Akan banyak berkampanye. Kemudian Polri sudah punya unit khusus, PPA. Bagaimana mengintensifkan agar unit ini diting­katkan di Mabes, Polda, Polres berja­lan. Di Polsek tidak ada. Kita prioritas­kan ada untuk yang rawan,” tutupnya.

Di hadapan Komisi III DPR RI, Tito menjelaskan bahwa nama dia disebut dalam rekaman ‘papa minta saham’ bukan dalam konteks saham. Naman­ya disebut karena dikaitkan dengan kemenangan Jokowi di Papua saat Pilpres 2014 lalu. “Nama saya disebut bukan berkaitan dengan saham. Tapi karena disebut terkait kemenangan Pak Jokowi,” kata Tito.

Menurut Tito, sistem Pemilu saat ini sudah sangat bagus karena datanya online. Hampir semua partai politik peserta pemilu menempatkan saksin­ya. Sehingga tak mungkin ada inter­vensi macam-macam, khususnya dari kepolisian. “Hampir tidak mungkin ada intervensi macam-macam. Polri di Polda Papua kita objektif dan netral,” ujarnya.

BACA JUGA :  Gunung Semeru Letuskan Abu Vulkanis Setinggi 700 Meter di Atas Puncak Senin Pagi Ini

Yang terjadi di Papua saat itu, kata Tito, Jokowi dua kali datang ke Papua. Pertama dengan tim kecil dan kedua dengan keluarganya.

Saat itulah, Tito yang kala itu men­jadi Kapolda Papua memperkenal­kan luasnya Jayapura kepada Jokowi. “Memperkenalkan di lapangan luas di Jayapura. Beliau sampaikan istri beliau Iriana, asalnya nama dari Irian. Kakek Bu Iriana pernah jadi guru di Irian,” kata Tito menirukan ucapan Jokowi saat di Papua.

Tito menyebut, kalimat Jokowi bahwa nama Iriana terinspirasi dari kata Irian berhasil memikat rakyat Papua. Warga di Bumi Cenderawa­sih itu pun memberikan suara untuk Jokowi. “Kami lihat saat itu dari calon yang lain, Prabowo-Hatta saat kam­panye tak ada yang ke sana (Papua). Masyarakat Papua karakternya, siapa yang datang dia yang dapat,” papar Tito.

Penjabaran Tito itu kemudian disambut tepuk tangan oleh ang­gota Komisi III. Anggota Komisi III dari Fraksi PKB Abdul Kadir Karding memuji cara cerdas kampanye Jokowi itu. “Yang paling cerdas kampany­enya Pak Jokowi. Irian. Iriana,” ujar Abdul Kadir Karding menyela.

Menanggapi keputusan DPR, Ket­ua MPR Zulkifli Hasan menyampaikan ucapan selamat kepada Komjen (Pol) Tito Karnavian yang telah disetujui Komisi III DPR sebagai calon Kapolri. Dia berharap Tito dapat memenuhi harapan publik kelak setelah resmi menjadi Kapolri. “Saya ucapkan se­lamat dan bisa mengemban amanah dan sukses memimpin Kepolisian Re­publik Indonesia,” kata Zulkifli usai berbuka puasa bersama di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Se­latan, Kamis (23/6/2016).

Zulkifli menyoroti Tito sebagai calon Kapolri termuda yang punya banyak prestasi. Dengan latar be­lakang yang mumpuni, Zulkifli ber­harap Tito dapat membawa Polri semakin baik. “Dia Kapolri termuda, sarat prestasi, sudah terlatih, ber­pengalaman, dan pernah di jabatan-jabatan strategis. Dengan begini kita berharap dapat memperbaiki kepoli­sian kita. Apalagi kita sedang darurat narkoba, teroris, korupsi, dan lain-lain,” kata Zulkifli.

Komisi III sudah menyelesaikan uji kepatutan dan kelayakan untuk calon Kapolri. Sepuluh fraksi bulat menyetujui Komjen Tito Karnavian menjadi Kapolri. Bahkan dua fraksi dengan suara terbesar, yaitu PDIP dan Golkar dengan lugas menyatakan per­setujuan untuk Komjen Tito. Begitu pula dengan Gerindra yang merupak­an partai ‘oposisi’ juga menyatakan setuju.(Yuska Apitya Aji/ed:Mina)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================