JAKARTA TODAY– SebanÂyak 21,8 ton daging sapi hasil sitaan saat pencegahan imporÂtasi oleh Bea Cukai dihibahkan ke Kementerian Sosial.
“Daging akan diberikan ke panti sosial, ormas binaan KeÂmensos juga LKS di Jakarta, Banten dan Jawa Barat,†kata Menko Pembangunan ManuÂsia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani di Jakarta, Kamis (30/6/2016).
Penghibahan dilakukan oleh Menteri Keuangan BamÂbang Brodjonegoro kepada Menko PMK Puan Maharani yang selanjutnya diserahÂkan ke Kemensos yang akan membagikan ke penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
Puan mengatakan muÂlai kemarin daging tersebut akan dibagikan dan maksimal harus selesai penyaluranÂnya dalam waktu empat hari. “Daging ini sudah diteliti Badan Karantina dan dinyaÂtakan layak konsumsi serta halal,†kata Puan seraya meÂnambahkan bahwa prosesnya sudah sesuai hukum dan atuÂran yang ada sehingga layak dihibahkan.
Plh. Sekjen KemenÂsos Emy Widyanti mengataÂkan daging akan dibagikan sebanyak dua kilogram per keluarga atau 0,5 kilogram per jiwa. Daging tersebut akan dibagikan untuk penyandang disabilitas, lansia, anak terlanÂtar, anak di panti sosial juga LKS di Sukabumi, Bogor, BekaÂsi, Bandung, Jakarta, Banten.
Menteri Keuangan BamÂbang Brodjonegoro mengaÂtakan hibah daging tersebut bermula dari keberhasilan Bea Cukai mencegah imporÂtasi produk hewan yang terÂmasuk dalam jenis yang tidak diperbolehkan untuk impor terdiri atas 14,4 ton tetelan, 5,6 ton tulang leher dan 1,85 ton bone beef tender. “Itu adalah kategori yang dicegah. Karena ternyata produk yang diimÂpor tadi ketika dimasukkan ke wilayah pabeanan Indonesia tidak mempunyai kuota. Jadi yang terjadi adalah pelanggaÂran administratif yang terkait dengan importasi barang-baÂrang tadi,†kata Bambang.
Konsekuensinya karena ada pelanggaran administrasi maka seluruh bagian sapi disÂita oleh negara dan dijadikan barang milik negara alias aset negara.
Sesuai ketentuan maka seharusnya barang itu bisa dilelang, kemudian ditetapkan status penggunaannya, dihibaÂhkan atau dimusnahkan. “TenÂtunya di sini pemerintah meliÂhat bahwa menjelang Idul Fitri ada kebutuhan daging dalam jumlah besar yang mungkin dibutuhkan masyarakat denÂgan harga yang terjangkau. Karena itu kami memutuskan untuk dihibahkan,†ujarnya. (Yuska Apitya/net)
Bagi Halaman