JAKARTA TODAY– Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) pada Juni 2016 lalu turun tipis menjadi USD 44,5/barel, dari posisi sebelumnya sebesar
“Selanjutnya, koreksi harga pasar minyak mentah SLC, pada bulan Juni 2016 menÂÂgalami penurunan yang menÂÂgakibatkan ICP SLC turun USD 3,82 per barel dibandingkan bulan Mei 2016,» kata Menteri Energi dan Sumber Daya MinÂÂeral (ESDM), Sudirman Said, kemarin.
Tim Harga Minyak, KeÂÂmenterian ESDM, pada SeÂÂlasa (12/7/2016), juga merilis, perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasÂÂar internasional di Juni 2016 dibandingkan Mei 2016 menÂÂgalami peningkatan menjadi sebagai berikut:
Brent (ICE) naik sebesar USD 2,28 per barel dari USD 47,65 per barel menjadi USD 49.93 per barel. WTI (Nymex) naik sebesar USD 2,06 per barel dari USD 46,80 per barel menjadi USD 48.85 per barel.
Basket OPEC naik sebesar USD2,61 per barel dari USD 43,21 per barel menjadi USD 45.82 per barel.
Harga minyak mentah utaÂÂma di pasar Internasional menÂÂgalami penguatan, diakibatkan oleh beberapa faktor yakni:1. Terdapat revisi turun proyekÂÂsi surplus suplai minyak dunia terhadap permintaan minyak pada semester I-2016 menjadi di kisaran 0,8 juta barel per hari (Publikasi International Energy Agency/IEA Juni 2016) dibandingkan 1,5 juta barel per hari (IEA Januari 2016).2. Tingkat permintaan minyak dunia pada kuartal I dan kuarÂÂtal II-2016 direvisi naik masing–masing 0,2 juta barel per hari (Publikasi IEA Juni 2016) menÂÂjadi berturut-turut 95,17 dan 95,48 juta barel per hari dibandÂÂingkan publikasi IEA Mei 2016.3. Produksi minyak dunia Mei 2016 mengalami penurunan dibandingkan April 2016, baik dari negara-negara OPEC mauÂÂpun Non OPEC, sebesar 0,8 juta barel per hari menjadi 95,4 juta barel per hari (publikasi IEA Juni 2016) dan sebesar 0,7 juta barel per hari menjadi 94,5 juta barel per hari (PubÂÂlikasi MOMR OPEC Juni 2016).4. Terdapat penurunan produksi minyak mentah dan stok minyak mentah komersial Amerika Serikat pada akhir Juni 2016 dibandingkan pada akhir Mei 2016 (EIA 29 Juni 2016): Produksi minyak menÂÂtah turun sebesar 113 ribu barel per hari menjadi 8,622 juta barel per hari, terendah sejak September 2014. Stok minyak mentah komersial turun 9,1 juta barel menjadi 526,6 juta barel.
- Throughput minyak mentah kilang dunia pada Juni 2016 naik 1 juta barel per hari menjadi 79,4 juta barel per hari dibandingkan Mei 2016 (Publikasi IEA Juni 2016).6. Terdapat penurunan oil rig di dunia (kecuali China dan FSU), hingga mencapai 19 rig di Mei 2016 dibandingkan April 2016 menjadi 1.038 rig (PubÂÂlikasi OPEC MOMR Juni 2016).
Untuk kawasan Asia PaÂÂsifik, peningkatan harga minyak mentah juga diÂÂpengaruhi, antara lain:Pertumbuhan permintaan minÂÂyak tahunan India pada April 2016 naik 0,4 juta barel per hari menjadi 4,5 juta barel per hari dari 4,1 juta barel per hari pada April 2015. Proyeksi pertumbuÂÂhan tahunan India pada 2016 sebesar 0,4 juta barel per hari dan merupakan pertumbuhan permintaan minyak tertinggi di dunia (Publikasi IEA Juni 2016).
Produksi minyak China pada April 2016 kembali turun 55 ribu barel per hari dibandÂÂingkan Maret 2016 menjadi 4,04 juta barel per hari, melanÂÂjutkan penurunan sejak akhir tahun 2015 (Publikasi IEA Juni 2016).
Menurut Tim Harga MinÂÂyak Indonesia, ICP SLC dan ICP rata-rata Minyak Mentah Indonesia tidak sejalan dengan membaiknya harga minyak mentah dunia, hal ini menginÂÂgat di Juni 2016 terdapat koreÂÂksi harga minyak mentah SLC di pasar. ICP SLC pada Mei 2016 meningkat cukup tajam dibandingkan April 2016 sebeÂÂsar USD12,21 per barel (disebabÂÂkan adanya penawaran yang tinggi terhadap Minyak Mentah SLC oleh trading company di pasar), sedangkan harga minÂÂyak mentah utama dunia lainÂÂnya (WTI, Brent, Basket OPEC) hanya meningkat di kisaran USD 4,31-USD5,67 per barel. Selanjutnya koreÂÂksi harga pasar minyak mentah SLC, pada Juni 2016 mengalami penurunan yang mengakibatÂÂkan ICP SLC turun USD 3,82 per barel dibandingkan Mei 2016. Di lain pihak, terdapat 17 ICP dari 52 ICP Minyak Mentah Indonesia yang mengacu pada ICP SLC, sehingga berdampak menurunnya rata-rata ICP MinÂÂyak Mentah Indonesia.
(Yuska Apitya/dtk)
Bagi Halaman