Menurut Julistio, obesi­tas bisa disebabkan juga oleh suatu penyakit. Jenis obesitas itu yang sulit dikoreksi karena harus memerhatikan penyakit itu sendiri. Beruntung, dalam kasus Arya, hasil laboratorium menunjukkan tubuhnya masih normal tanpa ada penyakit seri­us. “Tapi kalau dibiarkan, lima tahun lagi sudah seperti apa. Bisa muncul metabolik simbol seperti pembuluh darah me­nyempit, hipertensi, diabetes, stroke, dan lainnya,” terangnya.

Dari beberapa jenis kelebi­han berat badan, putra bungsu dari Ade Somantri (40) dan Ro­kayah (34) ini termasuk katego­ri obesitas ekstrem. “Kelebihan berat badan itu ada yang dise­but overweight di atas over­weight itu obesitas. Obesitas juga dibagi tiga macam. Pasien ini tertinggi, istilah kedokter­annya severely obese, atau bisa juga disebut obesitas eks­trem,” jelas Julistio.

BACA JUGA :  Nakes RSUD Leuwiliang Dibekali Hukum Kesehatan

Meski begitu, sambil men­cari penyebab obesitas, yang terpenting menurut Julistio adalah pola makan gizi seim­bang yang harus diterapkan kepada Arya. “Apa pun pe­nyebabnya kalau kita bisa menurunkan berat badannya dengan pola makan kan lebih baik,” tutupnya.

Sejak Senin (11/7/2016) Arya Permana (10) menjalani dirawat di RS Hasan Sadikin (RSHS) untuk menjalani pro­gram diet. Menu khusus sudah disediakan pihak rumah sakit. Seperti apa menunya?

Sang ayah, Ade Somantri (40) menuturkan, satu hari Arya mendapat makan tiga kali. Menu yang disiapkan mayoritas kaya serat. Seperti buah dan sayur. “Arya makan­nya ada sayur seperti wortel, daging juga ada sedikit, sama nasi putih,” kata Ade, kemarin.

Selain menu utama, ada menu buah-buahan dengan porsi yang cukup banyak. Satu porsi terdapat tiga macam buah-buahan. “Tadi saya lihat ada pepaya, melon, satu lagi saya enggak inget. Lumayan satu piring kecil. Banyak dika­sih serat,” kata Ade.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Kontra Korea Selatan di 8 Besar Piala Asia U-23

Sebelum menjalani per­awatan, pola makan Arya tak terkontrol. Biasanya dalam satu hari, bocah yang karib disapa Dede itu bisa makan 4 sampai 5 porsi. Belum lagi camilan yang tak sedikit. Bisa dibayangkan, Arya mampu meminum 20 sirup kemasan gelas selama 24 jam.

Belakangan Arya sadar bo­bot tubuhnya berlebihan. Arya kini makan tiga hari sekali. Di rumahnya, bocah kelahiran 15 Februari 2006 ini sudah ber­ganti dari nasi putih ke nasi merah.(Yuska Apitya Aji/ed:Mina)

 

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================