JAKARTA TODAY– Menteri Komunikasi dan Informasi RuÂdiantara mengatakan dirinya telah bertemu dengan Google untuk membahas masalah-masalah yang ditemukan di game mobile Pokemon Go.
“Saya sudah dua kali bicara dengan Google, nanti akan bertemu lagi. Kemarin saat bicara itu beÂlum diluncurkan, mudah-mudahan nanti setelah diÂluncurkan bicara lagi ada kemajuan,†ujarnya di JaÂkarta, Senin (25/7/2016).
Masalah yang disoroti oleh Rudiantara adalah peletakan Pokemon, monster yang diÂburu dalam permainan berÂbasis geolokasi itu, di tempat-tempat vital. Dia tidak mau masyarakat tak sengaja memaÂsuki objek yang dilarang karena berburu Pokemon. “Jangan gunakan objek vital nasional dalam pengembangan PokeÂmon. Objek vital itu seperti kantor militer, polisi, atau bisa juga milik perusahaan sepÂerti misalnya pengatur beban Jawa-Bali milik PLN,†ujarnya.
Dia berharap Google yang menyediakan fondasi peta unÂtuk Pokemon Go dapat menÂgarahkan pemain ke tempat-tempat “yang lebih produktif.†Misalnya, pemain lebih baik diarahkan ke museum, atau objek-objek lain yang memang boleh diakses masyarakat.
“Jangan hanya kita liÂhat Pokemon tapi juga harus bijak,†ujarnya.
Sementara itu, soal baÂhaya kecelakaan yang terjadi saat pemain menggunakan aplikasi, dinilai bukan salah pengembang Pokemon Go.
Rudiantara mengatakan pemerintah sudah lama mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan ponsel saat mengemudi. Karena itu, masyarakat yang harus sadar dan menjaga keamanan diri ketika bermain “Ini bukan maÂsalah Pokemon Go,†ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Google Maps Suren RuheÂla menjelaskan bahwa piÂhaknya hanya menyediakan peta sebagai lapisan dasar dalam sebuah aplikasi.
Pengembang, lanjut dia, dapat menggunakan lapisanÂnya sendiri di atas peta yang disediakan Google. Lapisan itu, kata dia, sepenuhnya diserahkan pada aplikasi.
“Pokemon Go adalah produk lain, bukan Google Maps. Untuk masalah itu lebih baik tanyakan kepada mereka. Pokemon Go tidak berbeda dengan aplikasi lain yang juga menggunakan peta kami. Kami punya ketentuan penggunaan API. Tapi, apa yang Anda lakuÂkan sebagai pengembang apÂlikasi adalah terserah Anda. Anda ingin melacak truk, arÂmada, taksi, atau pokemon, itu terserah Anda,†ujar Ruhela.
Pendiri sekaligus CEO NiÂantic, John Hanke, baru-baru ini membeberkan sejumlah ‹kejutan› seputar Pokemon Go terkait monster langka yang belum dirilis dalam game itu.
Hanke sebagai otak di balik kesuksesan Pokemon Go meÂnyempatkan diri untuk datang ke acara San Diego Comic-Con pada Minggu (24/7/2016). Di sana ia berjanji untuk merilis sejumlah monster langka, tetaÂpi tidak menyebutkan jenisnya.
Ada beberapa Pokemon langka legendaris yang belum dikeluarkan dan akan kami rilis,» ucap Hanke seperti diÂkutip dari Business Insider.
Sejauh ini slot monster yang bisa ditampung oleh para pemain di dalam aplikaÂsi masih berkisar 145 PokeÂmon dari total 151. Banyak yang memprediksi, monster legendaris yang akan diriÂlis oleh Niantic adalah jeÂnis burung Zapdos, Articuno, Moltres, hingga Mewtwo.
Mengutip Business Insider, Hanke juga menyatakan bahwa ke depannya Pokestop dapat diubah menjadi Pokemon CenÂters, yakni tempat untuk menyÂembuhkan Pokemon yang menÂgalami cedera dan lain-lain. Hanke kemudian menuturkan, setiap tim Pokemon yang terÂdiri dari Team Instinct (kunÂing), Team Valor (merah), dan Team Mystic (biru), bakal memiliki salah satu dari tiga Pokemon burung legendaris.
Tiga Pokemon legendÂaris itu berhubungan erat dengan tim, jadi peran tim ini akan sangat pentÂing. Kami akan segera mengumumkan kejuÂtan baru mengenai tim Pokemon, kata Hanke.
Di acara San Diego Comic- Con, Hanke tak lupa meminta maaf soal server Pokemon yang sering lumpuh sesaat karena kebanjiran trafik dan sejumlah alasan teknis lain.
Kami sebelumnya tiÂdak memprediksi soal hal itu,» begitu ucap Hanke. Dia meyakinkan para pengguna bahwa tim teknisi Niantic maÂsih dalam tahap peningkatan server sebelum perusahaan menambah fitur-fitur baru. Setelah dirilis pertama kali pada awal Juli kemarin dan terus bergulir di berbagai negara, Pokemon Go dari sisi pemakaian waktu mampu menandingi popularitas meÂdia sosial Facebook, Snapchat, hingga pesan instan WhatsApp.
Game ini dirancang agar para penggunanya keluar rumah untuk berburu monÂster, mengambil peralatan menangkap dan melatih monÂster di Pokestop, atau berÂtarung di Pokegym. Dengan basis informasi di peta digital, Niantic memanfaatkan sejumÂlah tempat atau lokasi sebÂagai Pokestop atau Pokegym.
Niantic juga berupaÂya membuat para pemain berinteraksi dengan cara membangun tim bersama pemain lain untuk membanÂgun kekuatan di Pokegym.
Hanke menggambarkan hal tersebut sebagai icebreakÂer, yang artinya Pokemon Go mampu menciptakan hubunÂgan pertemanan dengan orang baru dan bermain bersama.
Sekadar diketahui, HanÂke adalah seorang veteran Google. Ia menjadi salah satu pendiri perusahaan viÂsualisasi data geospasial Keyhole Inc., yang diakuiÂsisi dan «dibunuh» Google pada 2004 demi mengemÂbangkan fitur Google Earth.
Setelah Keyhole diakuiÂsisi, Hanke menghabiskan beberapa tahunnya di Google sebagai wakil presiden manajeÂmen produk untuk divisi «Geo» yang meliputi Google Maps, Google Earth, Local, StreetÂView, SketchUp, dan PanoraÂmio. Ia mengemban tanggung jawab besar mengembangkan data spasial Google Maps seÂbelum mendirikan Niantic.
Perjalanan hidup Hanke membuatnya punya penÂgalaman panjang nan kuat dalam teknologi pemetaan digital, navigasi, dan bisa dibiÂlang geografis Bumi. Semua itu terhubung dengan satelit Global Positioning System GPS). (Yuska Apitya/cnn)
Bagi Halaman