Kerapihan barisan anak-anak itu, ternyata tak bisa bertahan lama. Begitu Amel bercerita tentang aneka manÂfaat nanam pohon dan memÂberikan hadiah untuk anak yang berani maju ke depan, semua anak berdiri dan bereÂbut maju ke depan. Ada yang diminta nyanyi, ada yang diÂminta menyebutkan nama-nama buah yang disukai dan pernah dimakan anak-anak, ada juga yang ditana nama poÂhon buah-buahan yang ada di rumah masing-masing.
Sayangnya, jumlah hadiah yang dibawa Tim Bogor Hejo sangat terbatas, sehingga banÂyak anak protes dan menanÂgis karena tidak mendapatÂkan hadiah. Untungnya, para guru yang semuanya wanita itu sangat cekatan membujuk anak-anak dan mengalihkan perhatian pada acara sesi foto bersama. Anak-anak tampak senang diajak foto bersama di halaman sekolah.
Mereka juga berebut ingin menanam pohon ketika Tato Marsito bersama para guru mengajak anak-anak ke lapanÂgan belakang untuk menanam pohon buah-buahan. Mereka bukan hanya berebut ingin ikut menanam, tetapi juga tak takut kotor. ‘’Anak-anak ini sudah kami biasakan diajak berkebun, sehingga mereka sudah akrab dengan kegiatan menanam,’’ kata Cicih.
Pohon buah yang ditanam kali ini antara lain pohon citÂrus (jeruk) sumbangan dari Citrus Department Store, poÂhon sirsak, nangka, alpuket, dan pohon sukun sumbangan dari Paguyuban Budiasi. (*)