Terkait tingginya angka Sisa Lebih Pengggunaan Anggaran (SiLPA) dua tahun belakangan yang lebih dari Rp 1 triliun, Demokrat akan mendorong DPRD menggunakan hak inter­plasi kepada bupati.

“Hak interplasi bertujuan untuk meminta keterangan ke­pada Bupati Nurhayanti, soal alasan kenapa SiLPA sampai dua tahun anggaran masih tinggi. Parahnya, anggaran yang tidak terserap dan menjadi SiLPA itu untuk pembangunan infrastruk­tur seperti jalan,” ujarnya.

Selain itu, Demokrat juga mempertanyakan pengenda­pan APBD 2016 yang angkanya mencapai Rp 2,1 triliun. “Tahun anggaran 2016 ini kan sudah memasuki semester kedua, tapi sungguh ironis sekali serapan anggaran untuk sektor belanja publik atau langsung masih ren­dah. Ini kalau tidak ditanyakan, dikhawatirkan SiLPA tahun 2016 makin membengkak,” katanya.

BACA JUGA :  Hari Pertama Pj Wali Kota Bogor Keliling Setda dan Pimpin Briefing Staff

Permadi Adjid, politisi PAN menambahkan, terkatung-katungnya pengisian jabatan wabup ini lantaran tidak adanya ketegasan sikap dari Bupati. “Pasca bertemuan di Hotel As­ton, Kota Bogor, sampai seka­rang, Koalisi Kerahmatan yang menjadi pengusung Rachmat Yasin dan Nurhayanti pada Pe­milihan Bupati (Pilbup) tahun 2013 lalu belum pernah bertemu lagi, kami ingin bupati segera memanggil para pimpinan par­pol koalisi,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Halbil IPHI Kota Bogor, Atang Trisnanto Harap Anggota jadi Pelopor di Wilayah

Eko Syaiful Rohman, Ang­gota Fraksi PKS menilai, seper­tinya jabatan wakil bupati akan dikosongkan hingga berakhirnya masa bhakti Bupati Nurhayanti, Desember 2018 mendatang. “Ka­lau Bu Yanti butuh pendamping, pastinya sudah meminta kepada DPRD. Namun Bu Yanti sampai saat ini belum bersikap tegas,” ujarnya. (Rishad Noviansyah)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================