BOGOR TODAY – Simposium Internasional PPI Dunia 2016 yang dilaksanakan di Cairo Mesir telah usai dihelat. AcaÂra yang dihadiri oleh kurang lebih 1000 orang peserta ini terdiri dari para delegasi PPI Negara, para delegasi dari BEM kampus di Indonesia, delegasi dari PPMI Mesir, dan para peserta umum dari kaÂlangan mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir). Kota Bogor patut berbangga, pasalnya salah seorang warga Bogor juga turut ambil bagian dalam kegiatan ini, yakni Zakiyatul Fikriyah Al Islamiyah.
Mahasiswi Pasca Sarjana Ibnu Kaldun dan Pasca SarÂjana STIA Menara Siswa BoÂgor ini ambil bagian dan beÂrangkat ke Kairo, Mesir untuk mengikuti Simposium InternaÂsional yang dihelat 24 hingga 30 Juli lalu.
Zaskiyatul mengatakan, dirinya mendapatkan undanÂgan dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia untuk mengikuti Simposium InterÂnasional di Kairo, Mesir yang bertema “Mempertegas IdenÂtitas Bangsa Indonesiaâ€.
Kesempatan ini tidak disia-siakan. Ia menjadi koordinator delegasi pelajar di Indonesia unÂtuk mengikuti simposium terseÂbut. “Selain ingin mengharumÂkan nama Bogor dan kampus, melalui kegiatan ini saya juga ingin mengembangkan kemamÂpuan diri di pergaulan InternaÂsional,†ujarnya kepada BOGOR TODAy kemarin.
Ia mengatakan, untuk mengikuti kegiatan sebesar itu tidaklah mudah. Dirinya harus mengurus sendiri seluruh periÂjinan, seperti visa dan biaya.
Ia juga mengaku biaya yang dikeluarkan sudah sepadan dengan apa yang didapat selaÂma berada di Mesir. “Luar biÂasa. Paling spesial adalah saat bertemu dengan seluruh maÂhasiswa Indonesia yang berkuÂliah di luar negeri, seperti UK (United Kingdom, Red.), Arab Saudi, Sudan, Korea Selatan, Thailand, Afrika Selatan, dan lain-lain. Total ada sekitar 32 negara yang hadir. Tak hanya jalan-jalan saja, namun juga ilmu dan relasi yang didapatÂkan,†tuturnya.
Simposium Internasional ini dibuka oleh Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin. Beberapa pembicara pentÂing juga dihadirkan, seperti mantan Mahkamah KonstiÂtusi Mahfud MD, pimpinan tertinggi Universitas Al-Azhar Grand Syekh Ahmad Thayyeb, hingga para ahli dan pakar diÂbidang kepakarannya masing-masing.
“Seharusnya ada Anies BasÂwedan juga datang sebagai menteri. Namun karena wakÂtu itu ada reshuffle menteri, sehingga beliau batal hadir. Sempat video call dengan dia, dia terharu dan nangis tidak bisa kesana,†tambahnya.
Menurutnya, banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang belum laik bahkan jauh dari kata laik, terutama di wilayah pedalaman. “Atas dasar itulah perlu direnÂcanakan revitalisasi 1000 sekolah di Indonesia. Ide ini yang menceÂtuskan ketua PPI Thailand, seÂdangkan PPI Italia akan menjadi pengawasnya,†ungkapnya.
Ia juga berpesan kepada para pemuda khususnya di Kota BoÂgor agar jangan cepat merasa puas dalam berprestasi. “Gapai mimpimu setiap hari dan buat target. Jangan pernah menyerah karena proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. Maju terus pelajar Indonesia,†tutupnya. (Abdul Kadir Basalamah)
Bagi Halaman