DUNIA anak adalah dunia ketulusan, kepolosan, dan keluguan. Tangisannya murni, tangis yang tak memiliki tafsir lain kecuali makna hakiki dari tangis itu sendiri, yakni permintaan yang belum terpenuhi yang tak mampu diungkapkannya melalui bahasa verbal seperti orang dewasa.
Senyumannya adalah senyuman tak membutuhkan beragam takwil karena senyumannya hanya memiliki satu makna, yakni suka atas apa yang dihadapi dan dialaminya.
Dunia orang dewasa adalah dunia yang penuh dengan topeng, kamuflase, dan tipu daya. Belum tentu tangisan orang dewasa itu mengandung seribu satu makna. Begitu pula dengan senyuman mereka, membutuhkan seribu satu tafsir.
Salah tafsir atas tangis dan senyum orang dewasa akan menjadikan sang penafsir itu sebagai korban yang sangat mungkin terjatuh dalam derita.
Soal ketulusan dan tampil apa adanya, orang dewasa harus banyak belajar dari kehidupan anak kecil. Ketulusan performa anak kecil membuat kita bisa menikmati kehidupan.
Tak ada kebencian yang berabad, tak ada permusuhan yang menahun, tak ada dendam tujuh turunan. Persahabatan selalu terjalin antar anak kecil, walau sempat bertengkar dan berkelahi. Damai bukan lagi sebagai impian. Tidak demikian dengan kehidupan orang dewasa, bukan?
Bagi Halaman