alfian mujani 240DUNIA anak adalah du­nia ketulusan, kepolosan, dan keluguan. Tangisan­nya murni, tangis yang tak memiliki tafsir lain kecuali makna hakiki dari tangis itu sendiri, yakni permintaan yang be­lum terpenuhi yang tak mampu diungkapkan­nya melalui bahasa verbal seperti orang dewasa.

Se­nyumannya adalah senyuman tak membutuhkan beragam takwil karena senyumannya hanya memiliki satu makna, yak­ni suka atas apa yang dihadapi dan dialaminya.

Dunia orang dewasa adalah dunia yang pe­nuh dengan topeng, kamuflase, dan tipu daya. Belum tentu tangisan orang dewasa itu men­gandung seribu satu makna. Begitu pula dengan senyuman mereka, membutuhkan seribu satu tafsir.

Salah tafsir atas tangis dan senyum orang dewasa akan menjadikan sang penafsir itu sebagai korban yang sangat mungkin ter­jatuh dalam derita.

Soal ketulusan dan tampil apa adanya, orang dewasa harus banyak belajar dari kehidu­pan anak kecil. Ketulusan performa anak kecil membuat kita bisa menikmati kehidupan.

Tak ada kebencian yang berabad, tak ada permusu­han yang menahun, tak ada dendam tujuh tu­runan. Persahabatan selalu terjalin antar anak kecil, walau sempat bertengkar dan berkelahi. Damai bukan lagi sebagai impian. Tidak demiki­an dengan kehidupan orang dewasa, bukan?

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================