Untitled-13Memanfaatkan minat dan bakat menjadi peluang bisnis bisa memberi keuntun­gan berlipat-lipat. Salah satu­nya Ryka Ariesta, dia meman­faatkan bakat seninya untuk memulai usaha lukisan kayu yang diberi nama Mukakayu.

Berawal dari niatnya mem­buatkan kado buatan tangan untuk dosen pembimbingnya, Ryka justru mendapatkan ide untuk memulai bisnis. Lulu­san desain grafis ini mengaku mendapat inspirasi bisnisnya ketika sedang mengerjakan tugas akhir kuliahnya. “Gara-gara awalnya aku ingin mem­buat bingkisan untuk dosen pembimbing, soalnya aku lebih suka ngasih oranghand­made daripada beli jadi. Saat mengerjakan tugas akhir kan untuk men-display karyanya pakai booth, jadi terinspirasi gitu,” ujar Ryka, kemarin.

Setelah memberi kado ke dosen pembimbingnya, justrudia malah mendapat yang tertarik dengan karyanya. Produk Mukakayu beraneka ragam seperti jam dinding, kayu ucapan untuk ulang tahun hingga ucapan selamat menikah, dekorasi dindorderan dari beberapa temannya ing, gantungan kunci, dan souve­nir pernikahan berbentuk tatakan gelas. ­

BACA JUGA :  Resep Membuat Bubur Jagung Sagu Mutiara Anti Gagal, Rasanya Sudah Pasti Enak

Desain kayu yang dibuat juga tidak hanya kotak, tetapi ada yang berbentuk bulat dan segi enam. Awalnya usaha dia dimulai dari modal Rp 60.000 untuk membeli beberapa bahan baku. Bahan ba­kunya terdiri dari kayu jati Belanda dan cat rubber. “Bahan bakunya kayu jati Belanda tapi dari palet kay­ak eco design gitu, memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai,” kata Ryka.

Produknya dijual berbeda-be­da dari mulai harga Rp 55.000-Rp 400.000. Per jumlah muka yang digambar, harganya tentu berbe­da.

BACA JUGA :  Wedang Tape Ketan, Santapan Hangat Enak Dinikmati Saat Hujan

Ia memiliki satu orang karyawan panggilan. Omzetnya dalam sebulan sekitar Rp 10 juta. Usaha yang baru dirintis sejak September 2015 itu kini kian berkembang. Dalam sebu­lan ada sekitar 70 buah terjual.

Usaha ini dia kerjakan bersama pacarnya, Fikry yang juga dari juru­san desain grafis. Ia menyebut, se­tiap pesanan nanti akan dikerjakan bersama-sama.

Produknya tersedia di on­line seperti Instagram dan Face­book. Beberapa pelanggannya ada di Jabotabek hingga luar Jawa. Ada juga beberapa online shop yang menjadi re-sellernya. “ P e m ­beli biasanya dari mana-mana ada dari Jawa, Lampung, Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi, Papua yang belum,” tandasnya.(Yuska Apitya/dtk)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================