GUBERNUR Bank Indonesia (BI), Agus D.W. Martowardojo mengungkapkan pentingnya makna hari kemerdekaan bagi dia dan seluruh bangsa Indonesia. Setiap hari peringatan kemerdekaan Indonesia tiba, Agus menjadikannya sebagai kesempatan untuk bersyukur.
Oleh : Alfian Mujani
[email protected]
Kita bersyukur atas kemerdekaan Indonesia yang kita peroleh dan kita bersyukur ada pendahulu kita yang mengisi dan memberikan kemerdekaan untuk Indonesia,†ujar Agus, kepada Tempo, usai memimpin upacara di kantornya, Kompleks Bank Indonesia, Thamrin, Jakarta, Rabu (17/8/2016). Agus menuturkan pada momen peringatan hari keÂmerdekaan ini harus digunakan oleh seluruh warga Indonesia untuk membangun komitmen demi kemajuan tanah air. “Berkomitmen unÂtuk bisa berkarya lebih baik lagi.â€
Menurut Agus, perayaan perinÂgatan kemerdekaan Indonesia dari tahun ke tahun selalu diselengÂgarakan dengan lebih baik, di seÂluruh penjuru negeri. “Dan tentu kita isi kemerdekaan ini dengan membangun Indonesia agar lebih makmur, sejahtera, berkeadilan,†ucapnya.
Kemarin pagi, Agus bertindak sebagai inspektur upacara di upaÂcara peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-71 di LaÂpangan BI. Upacara sudah dimulai sejak pukul 07.00 WIB tadi.
Di area lapangan BI, ratusan pegawai yang mengenakan seragam atasan putih dan bawahan hitam tampak berbaris rapi. Di barisan depan juga tampak jajaran Dewan Gubernur BI lainnya, tak terkecuÂali Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara. Istri dari Dewan GuÂbernur juga turut mendampingi mengenakan setelan kebaya berÂwarna merah.
Agus dalam pidato upacaranya mengucapkan rasa syukur atas kondisi perekonomian Indonesia yang terus membaik. “Kita bersyuÂkur bahwa stabilitas makro ekonomi terjaga baik,†ujarnya.
Agus berharap perbaikan ini terus berlanjut. Dia pun berpesan kepada seluruh jajaran dan pegaÂwai BI untuk selalu bersemangat melakukan yang terbaik mengaÂwal moneter dan perekonomian Indonesia. “Ekonomi Indonesia mulai tunjukkan perubahan, mari semangat membangun negeri,†kaÂtanya.
Agus juga menilai target pertumÂbuhan ekonomi tahun 2017 sebeÂsar 5,3 persen yang dicanangkan pemerintah sebagai target yang konÂservatif dan realistis. “Saya merasa itu pilihan yang realistis, cukup konÂservatif dan mempertimbangkan kondisi dunia,†ujar Agus.
Target pertumbuhan ekonomi 2017 tersebut naik tipis dari target tahun ini sebesar 5,2 persen. MenuÂrut Agus, pertimbangan utama dari penetapan target pertumbuhan ekonomi itu adalah kondisi perekoÂnomian dunia yang belum membaik atau pulih benar. Bahkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada semester kedau 2016 pun telah dikoreksi menurun.
Menurut Agus, target pertumÂbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,3 persen pada tahun depan sudah terhitung tinggi. “Karena kita tahu kondisi di negara-negara maju. BahÂkan mereka berusaha mengejar perÂtumbuhan ekonomi dengan mengeÂluarkan kebijakan moneter tingkat bunga minus.â€
Sentimen dunia yang paling hangat dan perlu diwaspadai, ucap Agus, adalah dampak keputusan InÂggris Raya keluar Uni Eropa (Britain Exit) beberapa waktu lalu. “Sejak Inggris keluar Uni Eropa, dalam dua tahun ke depan masih akan banyak ketidakpastian,†tuturnya.
Kemarin, Presiden Joko Widodo membacakan asumsi makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 di rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat. Presiden mengatakan perÂtumbuhan ekonomi pada 2017 diÂperkirakan mencapai 5,3 persen. “Prospek perekonomian global diÂperkirakan akan membaik,†ujar Jokowi di ruang rapat paripurna, Jakarta, Selasa kemarin.
Agus juga menyambut positif target inflasi sebesar 4 plus minus 1 persen yang dicanangkan pemerÂintah untuk 2017 mendatang. “Itu membuat kami nyaman,†ujar Agus, kepada Tempo, usai upacara perinÂgatan hari kemerdekaan Indonesia ke-71 di kantornya, Kompleks BI, Thamrin, Jakarta, kemarin.
Agus menambahkan target inflasi ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo ketika rapat koordinasi nasional Tim PengenÂdali Inflasi Daerah (TPID) beberapa waktu lalu.
Ketika itu, Presiden Jokowi meÂminta seluruh elemen baik pemerÂintah pusat, pemerintah daerah, termasuk BI untuk menjaga inflasi level 4 plus minus 1 persen. Presiden Jokowi sebelumnya menyampaikan inflasi di asumsi makro dalam RanÂcangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 dipreÂdiksi berada di kisaran 4 persen.
Menurut Jokowi, penguatan konektivitas nasional dapat menÂciptakan efisiensi sistem logistik. Dampaknya, harga komoditas dapat lebih stabil.
Nilai tukar rupiah diasumsikan sebesar Rp 13.300 per dolar AmeriÂka Serikat. Jokowi mengatakan kerangka pendalaman pasar keuanÂgan diharapkan dapat mempengaÂruhi arus modal masuk ke pasar keuangan.
Terkait dengan asumsi rupiah itu, Agus mengatakan dia meÂnyepakati berada di pilihan level tersebut, sebab masih berada di kisaran prediksi BI yaitu Rp 13.300- 13.600. “Kami bisa memahami, dengan catatan itu adalah rata-rata sepanjang tahun,†kata dia.
Agus berharap perbaikan ini terÂus berlanjut. Dia pun berpesan keÂpada seluruh jajaran dan pegawai BI untuk selalu bersemangat melakuÂkan yang terbaik mengawal monÂeter dan perekonomian Indonesia. “Ekonomi Indonesia mulai tunjukÂkan perubahan, mari semangat membangun negeri,†tandasnya.(*)
Bagi Halaman